Selain menggambar, warna biru dan Hari Sabtu, hal lain yang Alfira sukai adalah menjadi sahabat seorang Genta. Sesederhana itu, sampai Alfira tahu bahwa hatinya sendiri berkata lain yang menjadi indikator bahwa dirinya sudah masuk pada batas terlarang antara hubungannya dengan cowok tersebut. Meski sekedar candaan, hari demi hari segala polah Genta membuat Alfira semakin menumbuhkan harap yang entah ia sendiri bingung akan membawanya kemana. Sampai pada suatu hari disore yang mendung, bibir Genta yang sering meledeknya manis membuat pernyataan yang secara langsung membuat ia sadar, bahwa kapalnya sudah tenggelam terlebih dahulu sebelum dapat berlabuh di dermaga yang ia mau.
.
Namun, kemudian Alfira perlahan mulai sadar jika ada kapal lain yang harus tetap berlayar kenapa menangisi kapal yang sudah tenggelam itu? Bahkan jika dirinya hanya seorang figuran di hidup Genta, bukan berarti ia tidak bisa menjadi peran utama di hidup orang lain.
.
.
.
●#731 - Teen Fiction on July, 9th 2018
●#13 - Friendshit on July, 29th 2018
●#4 - Friendshit on Januari 2019
Start : 17 Mei 2018
Finish : 11 April 2020
Belvania benar-benar terkejut ketika seorang cewek bernama Raya datang, memintanya untuk berhenti mencintai Kenzie atau ia akan mati. Awalnya Belva tidak mau mengindahkan sama sekali. Karena mau seburuk apapun perlakuan Kenzie padanya, Belva tidak bisa berhenti mencintainya.
Dan akhirnya dia tahu. Belva cuma tokoh antagonis yang akan berakhir malang demi kebahagian Kenzie dan Anyara, cewek protagonis yang tidak akan pernah bisa Belva singkirkan dari sisi Kenzie.
"Gue gak peduli kalo cinta sama Kenzie itu bakal ngebunuh gue." Belva mengatakan dengan yakin. Raya berdiri di depannya, hanya memandang sendu.
"Kamu harus nyerah. Nyerah, Belva."
"Kenapa?! Kenapa gue harus nyerah sama cowok yang gue cinta?!"
"Kenzie ... sampe kapapun gak akan pernah bisa jadi milik kamu."
~~~
"Kenzie, satu kali aja. Kasih gue kesempatan supaya lo bisa nerima gue. Walau gak sebaik Anyara, tapi gue bakal jadi lebih kalem kalo sama lo." ~Belva.
"Apa otak lo selemot itu? Kalau bahasa manusia aja gak bisa lo ngerti, gue mesti ngomong gimana lagi?" ~Kenzie.