Dear Hujan,, Mengapa kau turun dengan mengikat rindu saat ku tak lagi menginginkannya , mengapa kau selalu membuat orang yang ingin melupakan menjadi tak berdaya untuk meninggalkan. Ketika pertama kali aku menulis surat ini entahlah apa yang ku pikirkan, hanya saja aku menuangkan setitik demi setitik tinta ini untuk menuliskan rinduku padanya. Jika rindu memang berat untukku, ku mohon buatlah rindu ini sirna seketika dengan begitu aku tak lagi mengkhawatirkannya. Aku memang tak pandai merangkai kata demi kata untuk menggambarkan rindu ini, tapi aku mencoba menggambarnya dengan perasaan lewat sebuah pena dan selembar kertas yang kini sedang ku genggam yang perlahan-lahan tangan ku bergerak untuk menuliskannya. Aku juga memang tak pandai menampakkan, tapi ku coba dengan mengukirnya lewat kehidupan. Sudah berapa kali aku mencoba untuk menghilangkan rindu ini kepadanya, tapi tetap aku tak bisa untuk meninggalkan. Tetaplah rindu menjadi bayangan waktu yang terus mengejar membuatku seolah terjebak dalam kenyataan. Jika surat ini tak mampu mengantarkanku untuk bertemu dengannya setidaknya aku menitipkan rindu ini kepadamu. Dear Hujan,, Ku titipkan rindu ini untuknya lewat suara gemericik air yang membisingkan dan merindukan kenangan di bawahmu bersamanya. Salam rinduku, KaraAll Rights Reserved
1 part