22 partes Concluida Tak semua cinta harus dimiliki. Tak semua harap harus terpenuhi. Dan tak semua luka harus hilang untuk bisa bahagia.
Nadhira mencintai Izzan dalam diam, sejak masa putih abu-abu. Cinta yang tumbuh tanpa suara, namun berdetak dalam tiap helaan napasnya. Hingga waktu dan takdir membawanya pada kenyataan: Izzan menikah, bukan dengannya. Dunia Nadhira runtuh, namun ia memilih untuk tetap berdiri.
Perjalanan panjang menuju penerimaan, membuat Nadhira belajar bahwa ikhlas bukan berarti tak pernah menangis. Tapi tentang berdamai dengan diri sendiri, tentang menata hati meski tak ada pelukan yang menenangkan. Ia mulai menulis, mengajar, dan membangun ruang aman bagi banyak jiwa muda-sembari pelan-pelan menyembuhkan dirinya.
Ini adalah kisah tentang cinta yang tidak berakhir dengan "memiliki", tapi dengan "menerima". Tentang seorang perempuan yang tak lagi menunggu bahagia dari seseorang, tapi menciptakan bahagianya sendiri bersama Allah. Dan ketika ia benar-benar siap, cinta akan datang bukan sebagai pelengkap, tapi sebagai anugerah.
Sebuah novel yang hangat, dalam, dan penuh perenungan untuk siapa saja yang pernah mencintai diam-diam-dan sedang belajar merelakan dengan tenang.