Bidadari-Bidadari Surga Dari Pesantren
  • Reads 2,137
  • Votes 99
  • Parts 4
  • Reads 2,137
  • Votes 99
  • Parts 4
Ongoing, First published May 16, 2018
Seorang gadis tomboy yang masuk kerumahnya sendiri dengan diam diam lewat pintu depan
"Untung aja gue punya kunci cadangan" ucap gadis itu, lalu gadis itu membuka pintu dan masuk rumah
Ceplek
Lampj nyala
"Azza" ucap wanita sebaya iti
"Bu.. bunda" ucap gadis itu dengan gagap
"Azza kmu jam segini baru pulang 
Kmu habis kemana? "Tanya wanita sebaya itu yang tidak lain bundanha
"Emmm bunda kapan pulang" ucap azza sambil mringis
"Tidak usah mengganti topik pembicaraan kmu pasti balap liar motor lagi yah" tanya bunda
"Kalau iya kenapa bun" jawabku dengan marah
"Azza" plakk semua keluargaku hanya bisa menyaksikanku yang di tampar bunda biasanya nenek yang membelaku tapi nenek sekarang hanya diam, apalagi kak nabila diaalah senang melihatku ditampar bunda
"Bunda tau kenapa azza jadi kayak gini karena bunda,bunda selalu nyalahin azza apa-apa nyalahin azza yang selalu benar dimata bunda hanya kak nabila, dan bunda selalu pilih kasih,bunda selalu sibuk, bunda azza tidak butuh kekayaan azza hanya ingin kasih sayang bunda" ucal azza
Plakkk
Satu tamparan mendarat ke pipi azza
"Pokoknya besok bunda akan membawa kamu ke pesantren"
All Rights Reserved
Sign up to add Bidadari-Bidadari Surga Dari Pesantren to your library and receive updates
or
#330ustadz
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Kisah Tak Sempurna cover
He Fell First and She Never Fell? cover
The Qonsequences cover
Rafa  cover
antagonis wife [TERBIT] cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
The Best Of Miracle cover
After Graduation cover
Kesayangan Bunda cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.