Story cover for resensi negri 5 menara  by tiaraauliaakbar2
resensi negri 5 menara
  • WpView
    Reads 491
  • WpVote
    Votes 11
  • WpPart
    Parts 1
  • WpView
    Reads 491
  • WpVote
    Votes 11
  • WpPart
    Parts 1
Ongoing, First published May 17, 2018
Just a task
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add resensi negri 5 menara to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
The Grand Duke Who Stole the Sun [On Going] by pecintasenjamu
22 parts Ongoing
"Benci aku, jika kau mau, tapi kau milikku sekarang." Bisiknya. Seraphina ingin berteriak, ingin menggores wajah dingin itu dengan kuku-kukunya. Tapi tubuhnya lemah, dan para prajurit telah mengikat kedua tangannya. Yang bisa ia lakukan hanyalah menatap dengan kebencian yang membara. Lucien tersenyum melihat itu, senyum puas dari seorang penakluk. Ia tidak membunuh Seraphina, Ia sengaja membawanya hidup-hidup, menyeretnya melintasi jalanan yang penuh mayat rakyatnya sendiri, menempatkannya di pelana kudanya seolah ia hanya sebuah piala perang. Semua yang melihat tahu, Grand Duke Lucien D'Arcelis Vaelthorne tidak hanya menghancurkan sebuah kerajaan. Ia merenggut permata paling berharga dari tanah itu, menjadikannya bukti keangkuhannya. • Beberapa pekan kemudian, Seraphina dibawa ke ibu kota Kekaisaran. Istana besar menjulang, indah tapi mencekam. Setiap langkahnya terasa seperti rantai yang mengekang. Lucien menyeretnya ke hadapan Kaisar. Dengan kepala tertunduk, Seraphina mendengar suara-suara yang samar, para bangsawan membicarakan keindahannya, kebencian mereka terhadap keberaniannya, dan rasa iri karena Lucien membawanya sendiri. Kaisar menatapnya lama, kemudian tertawa kecil. "Putri dari negeri kecil yang keras kepala, cantik sekali." Lucien berlutut di hadapannya, bukan dengan kerendahan hati, melainkan sebagai bentuk permainan politik. "Aku mempersembahkan gadis ini sebagai bukti kemenangan, Yang Mulia." Kaisar tersenyum puas. Namun daripada membunuhnya seperti yang Seraphina harapkan, kaisar justru berkata: "Dia milikmu, Lucien." ucap sang kaisar dengan nada penuh penghinaan. " "Biarlah dia hidup sebagai saksi kekalahan negerinya. Itu akan lebih menyakitkan daripada kematian." Dan sejak hari itu, matahari kerajaan kecil yang telah padam berubah menjadi pelayan paling hina.
You may also like
Slide 1 of 10
Duchess of Valtor cover
DEWA PERANG MENGEJAR ISTRINYA PART 6 cover
A Crown Between Lives  cover
Back to the Past? [ Tahap Revisi ] cover
Asmaralelana cover
Jenderal's Wife cover
Return of The Male Phoenix cover
The Grand Duke Who Stole the Sun [On Going] cover
Bad Empress cover
Daendels Estella (COMPLETED) cover

Duchess of Valtor

44 parts Ongoing

Gretta Quinley harus menyandang gelar Duchess of Valtor atas paksaan kakaknya. Mengubur semua impiannya untuk menjadi Ratu di masa depan bersama sang kekasih, Putra Mahkota Kekaisaran Douglas. Gretta pikir menikah dengan Duke Fredric Caradoc of Valtor yang tidak mampu mengucapkan kata cinta dan hanya sibuk pada tugas menjaga pertahanan wilayah kerajaan adalah hal terburuk dalam hidupnya , nyatanya mencintai Putra Mahkota adalah hal yang paling Gretta sesali. "Aku mengandung anak Putra Mahkota." Malam itu, pria yang selalu Gretta nilai tidak berperasaan justru memberikan dekapan hangat dan dukungan penuh. Menolongnya untuk kembali bangkit, walau pada akhirnya Gretta membohonginya dan tetap memilih mengakhiri hidupnya. Namun, bagaimana jika Gretta diberikan kesempatan untuk memperbaiki semuanya? #1 Fiksi Sejarah kategori cerita baru #1 dukedom #1 Kingdom #1 King #1 Kembalikemasalalu #1 Duchy #3 Fiksi sejarah #1 Sejarah #9 Fantasi #1 Love #5 Bangsawan