Hai perkenalkan aku hanya semilir rasa yang melintas dan bercerita tentang apa yang aku rasakan dengan dia yang mungkin mempunyai persamaan rasa yang sulit untuk di ungkapkan, sebut saja dia daun. Lebaran kecilnya yang bahkan sanggup jauh berkali-kali tanpa pernah menyalahkanku. Warna hijaunya yang berkilauan bahkan sanggup untuk membuatku menyapanya dengan rasaku yang mungkin tak pernah sadar akan kehadiranku yang bahkan sekilas pun, takkan pernah terbesit aku. Bahkan jika rasaku terlalu besar aku tak tau apakahku masih pantas untuk berdampingan dengannya untuk menceritakan apakah rasaku ini masih pantas untuk di pertahankan atau hanya rasa sepintas lalu dengan benda yang aku pun tak tau apakah ceritaku pantas untuk di dengar atau hanya sekedar terpendam dan akan terus berlanjut hingga akhirnya aku pergi tanpa tau bagaimana kabar sang dedauan, apakah masih melekat di antara berbagai cabang yang rapuh, atau pergi membawa rindu yang masih tak kunjungku tau siapakah yang pemilik rindu itu. Ini lah kumpulan catatan harian yang aku tulis untuk kamu, yang bahkan aku pun tak tau apakah pantas untuk di ceritakan atau hanya perlu aku pendam di dalam buku kusam yang aku sendiri pun tak mengarti apakah maksud dari semua tulisan ini, rasanya inginku bagikan walaupun itu adalah kata yang aka sering kamu dengar bahkan tanpa semua tulisanku ini. Inilah aku sang angin pencari rindu di dalam semu menunggu langit biru menjadi kelabu tanpa pernah kamu tau.
8 parts