kita 180°
  • Reads 503
  • Votes 18
  • Parts 8
  • Reads 503
  • Votes 18
  • Parts 8
Ongoing, First published May 20, 2018
"Ata.... kamu melamun lagi?" 

Terdengar suara bass yang menggema di kamarku yang selalu sepi. Aku menoleh kearah ranjangku. Dan pria itu duduk disana, memandangku dengan tatapan ramah. Aku menatapnya sekilas kemudian  kembali memandangi mentari yang sudah berubah warna menjadi warna senada dengan jeruk matang itu dan mencoba melanjutkan pikiranku yang entah berada dimana sedari tadi.

"Kenapa kamu tidak menjawabku putri?"

Aku kembali melihatnya sekilas yang sekarang sudah bangkit berdiri disampingku dan tangannya menyentuh bahuku.

"Jangan biarkan dirimu tenggelam putri." Katanya ramah, aku juga merasakan tangannya bergerak berpindah ke rambut hitamku dan mengacaknya sayang. "Bicaralah jika ingin bicara, menangislah jika memang hatimu sakit, dan cobalah mencari sebuah harapan. Putri adalah seorang manusia." 

Kata-kata itu sangat bijaksana dan pasti akan menyentuh hati siapapun yang mendengarnya. Tapi tidak denganku, aku hanya menunduk ragu hingga sebuah tangan memegang daguku dan mengangkatnya hingga aku mampu menatap mata itu. Mata coklat ramah, yang sekarang terlihat tajam dan yakin terhadap sesuatu. Aku tak pernah tau kenapa sesuatu dalam dadaku bergetar hebat setelah sekian lama seperti ruang hampa tak berpenghuni?

Apakah benar aku jatuh cinta? Tidak mungkin aku jatuh cinta dengan makhluk khayalanku saja bukan? 

****
All Rights Reserved
Sign up to add kita 180° to your library and receive updates
or
#854ceritasma
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
MAHESA cover
FIX YOU cover
Starla cover
Rachel's Second Life [On Going] cover
Antagonist Badas Couple!! cover
MELANCHOLY cover
Lauhul Mahfudz  cover
ALFA  cover
VIENNO LAKARSYA cover
Transmigrasi Queen Antagonis  cover

MAHESA

49 parts Ongoing

Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira. "Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya. "Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes. "Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas. "Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue." "Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut. "Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh. Cerita dengan konflik ringan