Our Snow-Love Inside of The Blue Mosque

(Menyelami Narasi Hati di Bawah Atap Masjid Biru Istanbul, Turki)

"Tidak ada yang salah dengan pertemuan. Bahkan hati pun tidak dapat mendeskripsikan perasaan ini ke dalam bentuk yang solid. Semua masih berbentuk abstrak dan akan bersinergi dengan kuat pada saatnya."

Yasmin, wanita berparas cantik dan pintar dari Kota Seniman Jogjakarta ini mencoba peruntungannya untuk melanjutkan studi S2-nya di Universitas Istanbul, Turki. Ia yang bahkan belum pernah merantau dan terpisah jauh dari keluarganya ini akan merasakan seribu satu jatuh bangunnya hidup dan tinggal di negara orang.

Kawan lamanya yang sudah 7 tahun ia kenal akan menjadi saksi bisunya kembali dalam pencapaiannya menuju kesuksesannya. Gita Irene, sahabat karib sekaligus seniornya ini sudah lebih dulu mengakrabkan dirinya dengan negara yang mendapat julukan Negeri Kebab ini. Meskipun terhalang oleh jarak, mereka selalu berhubungan komunikasi dengan sangat baik.

Indahnya Blue Mosque, Cappadokya, Topkapi Palace, Galata Bridge, dan Hagia Sophia menjadi setting utama dalam novel ini. Disini pula Yasmin bertemu Aszmi, sosok pemuda yang tidak sengaja mampu menyentuh hati dan pikirannya. Perkenalan singkat itu seakan mampu membentuk cerita cinta kasih di segala penjuru Turki. Dinginnya salju dan Masjid Biru Istanbul bergabung menjadi satu kesatuan yang utuh.

Mampukah mereka menyelami narasi hati di bawah atap Masjid Istanbul Turki ini?

Tapi, konflik pun terjadi. Seketika hati tersebut perlahan akan mengalami nukleasi hingga pada akhirnya mengkristalisasi. Memori di sudut kedai kopi Filosofi Kopi Jogjakarta membangkitkan kenangan lama yang bahkan tidak dapat menyeka air mata. Rahasia Aszmi terungkap dan Yasmin mengetahuinya.

Lalu, apakah semuanya dapat diperbaiki?

Apakah mereka akan kembali seperti semesta yang berbentuk kosmos yang teratur dan harmonis?