Sendiri duduk teronggok di pojok ruang hampa
Nanar menatap kilatan murka alam dari kisi-kisi jendela pada gelapnya malam
Teringat Ia berucap aku anak pembawa sial, seketika pikiranku terbawa pada masa lalu. Bagaimana semua orang di lingkunganku tumbuh besar, berkata hal sejenis.
Peri malam ini berduka meratapi, rinainya yang basah tercurah hapus semua cerita
ahhh...
Hisapan demi hisapan sesakkan dada,
resapi penat yang hinggapi otak
Mencoba berontak dari perih yang mengikat
Tegukan demi tegukan basahi kerongkongan,
membawa imaji berkelana,
susuri perjalanan dalam kelam yang pernah terajut
Tak bernilai sudah kurasa hidupku ini
Sayat demi sayat aku goreskan pisau pada lenganku
Ingin ku sudahi segalanya
Namun kemudian aku teringat bagaimana anakku jika aku tiada
mati enggan, hidup tak mau
Bangsat ini mencoba tegak berdiri,
menghampiri mentari di ufuk maya
Mencoba lagi utuhkan keping demi keping HARGA DIRI yang sempat porak poranda
Mencoba arungi, dan bukannya lari .....
Apapun peranmu kini, jangan pernah pergi sebelum lakonmu usai ....
Karena perjalanan bangsat ini tidak akan pernah berhenti disini, sebelum ia menjadi manusia kembali!
The One-shots revolve around the journey of a devoted single father navigating the complexities of parenthood and his deepening bond with his sons.
Each story highlights the unique challenges and heartwarming moments they share, capturing the essence of love, resilience, and the unbreakable ties of family.
If you are interested, please check it out. I hope you enjoy it.