MOBSTERS
  • Reads 1,216
  • Votes 186
  • Parts 3
  • Reads 1,216
  • Votes 186
  • Parts 3
Ongoing, First published May 27, 2018
Kota kecil yang di penuhi oleh para gangster merupakan tempat tinggal yang paling aman baginya. Tujuan seorang pujangga untuk memikat hati wahai pujaan sirna sudah, saat ia tahu mafia tidak pernah mengenal kata mencintai atau di cintai.  Hati adalah penghalang untuk menjalankan aksi kriminal yang sudah menjadi pekerjaan utamanya

--

"Membunuh atau di bunuh?  Aku lebih memilih membunuh, karena aku tidak bisa hidup tanpa perlawanan".
All Rights Reserved
Sign up to add MOBSTERS to your library and receive updates
or
#919suzy
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
He Fell First and She Never Fell? cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
Stars Behind the Darkness 2 cover
BABY CHANIE cover
The Best Of Miracle cover
Choose Family  cover
antagonis wife [PO] cover
Kesayangan Bunda cover
After Graduation cover

Dosa Ku

1 part Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.