Story cover for Hadiah Dari Tuhan by Ridhosyah
Hadiah Dari Tuhan
  • WpView
    Reads 150
  • WpVote
    Votes 2
  • WpPart
    Parts 2
  • WpView
    Reads 150
  • WpVote
    Votes 2
  • WpPart
    Parts 2
Ongoing, First published May 29, 2018
Aku tidak mengenali diriku, juga tidak ingat mengapa aku disini. Orang tua yang tertidur dikursi itu sepertinya lelah karena menjaga dan merawatku. Banyak cerita yang keluar dari mulutnya mengenai siapa aku, siapa orang tuaku, bagaimana aku kecil hingga suatu hari ia bercerita bahwa aku mempunyai seorang istri.

"Panggil aku paman, Aku ini pamanmu." setiap kali aku meminta bantuan kepada orang tua itu. Semua ingatanku direnggut oleh Alzheimer. Perlu berulang kali aku untuk menyebutkan nama penyakit itu. 

"Hm..hmmm..hmm," kuangkat tanganku naik turun. "Kau haus?," tanya paman. Tidak, aku hanya gelisah dengan ceritamu. Benar wanita yang meninggalkanku itu istriku? Siapa namanya? Di mana dia sekarang? Mengapa dia tidak pernah menemuiku? Aku tidak setuju kalau kau bilang dia wanita jahat. Mungkin saja aku dulu pernah membuatnya marah. Isi kepala dan hatiku kini menyatu ingin berontak bertanya tentang hal itu. 

Dasar mulut tak berguna. Terhitung sudah satu bulan aku disini satu kata pun belum bisa aku ucapkan.

Pintu terbuka, aku kenal dua perawat itu kecuali pria yang didepannya. "Bagaimana kabarmu?" Kusikapi dengan senyum. Dr.Arifin Wijaya tertulis didada kanan pria yang bertanya padaku. Tak lama berselang mereka pergi. Mataku tertuju oleh amplop yang dipegang Paman. 

Paman tak kuasa menahan tangis ketika melihat isi amplop yang diberikan oleh dokter. "Maafkan aku menangis dihadapanmu. Aku tidak bisa menahan kabar bahagia ini, kau sebentar lagi akan membaik". Aku tahu kalau kau hanya menyemangatiku. Sulit untuk bisa bertahan hidup melewati penyakit mematikan yang sudah difonis 3 bulan.

Tangan kiriku kini bisa kugunakan untuk menulis kisah hidupku. Semua ini Hadiah Dari Tuhan. Semoga istriku di sana akan membaca dan mengingat peristiwa itu kembali.

Tuhan jangan kau renggut aku sebelum aku menyudahi ukiran indah yang kutumpahkan dikertas ini. Salam hangat dariku orang yang mencintaimu dari kejauhan.
All Rights Reserved
Sign up to add Hadiah Dari Tuhan to your library and receive updates
or
#801ceritasedih
Content Guidelines
You may also like
R E T A K  (TAMAT-SUDAH TERBIT) by veaaprilia
33 parts Complete
The Winners Wattys2018 Catergories The Contemporaries Based On True Story Terinspirasi dari sebuah kisah nyata yang saya ceritakan kembali dengan sudut pandang penulis. Nama tokoh dan tempat kejadian disamarkan untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan. **** Bagaimana jika suatu kepercayaan dan kesetiaan dikhianati oleh dua orang yang sangat kamu cintai? Tidak ada kata lain selain ikhlas dan sabar dalam menghadapinya. Nasi sudah menjadi bubur, apa yang telah terjadi tidak bisa diubah kembali dan waktupun tidak bisa diputar kembali. Andaikan waktu bisa diputar ulang maka tidak akan pernah ada kata penyesalan. Hari menjelang pernikahan yang biasanya ramai dengan canda tawa serta senyum kebahagiaan, harus rela berganti dengan tangisan memilukan serta penyesalan seumur hidup. Ketika menjelang hari di mana Sekar akan melaksanakan Ijab Qabul pernikahannya. Dia dikejutkan dengan teriakkan sang ibu ketika mendapati kakak perempuannya-Kasih, yang telah bersimbah darah karena memotong urat nadi pergelangan tangannya sendiri. Selanjutnya dia dikejutkan kembali dengan kenyataan bahwa kakak perempuannya tengah hamil. Dan yang paling membuat Sekar terpukul, ketika mengetahui ayah dari bayi tersebut, tidak lain adalah calon suaminya sendiri-Dimas Aditya. Ucapan bahagia berubah menjadi bisik-bisik menjijikkan serta tatapan kasihan yang diberikan oleh sanak saudara serta para tetangga pada Sekar. Malu. Tentu saja Sekar malu, kecewa bahkan marah. Tetapi haruskah dia marah bila melihat wajah kedua orang tuanya yang telah lebih malu. Belum lagi dengan gunjingan dari kerabat dan tetangga tentang Kasih yang tega merebut calon suami adiknya sendiri. Bagaimana Sekar bisa menghadapi semuanya? Bisakah kata ikhlas dan sabar mengobati luka hatinya? Based On True Story ----- Copyright © November 2016 | Vea Aprilia | All Rights Reservered Dont copy-paste my Story.
Kakti by RezaOhany
8 parts Ongoing Mature
"Pisau Bernama Keluarga" Bagiku, keluarga adalah pisau kecil. Tajamnya tak terlihat, tapi lukanya dalam. Ia tak menebas, hanya menyayat pelan-cukup untuk membuatku berdarah tanpa tahu dari mana perihnya berasal. Orang lain menyebutnya tempat pulang. Tapi aku menyebutnya tempat pertama kali aku belajar bagaimana rasanya tak dianggap. Mereka bilang cinta tak perlu diucapkan, cukup dirasakan. Tapi bagaimana bisa aku merasakan sesuatu yang bahkan bayangannya pun tak ada? Mama, Papa... Aku berdiri di depan kalian, tapi kalian menatap tembus pandang. Aku bicara, tapi yang kalian dengar hanya kesalahan masa lalu. Dan malam-malam sepi seperti ini, aku cuma ingin tahu: Jika keluarga adalah luka, Apakah sembuh berarti menjauh? Atau... harus kuanggap mereka hanya mimpi buruk yang belum selesai Di ulang tahunnya yang ke-20, Arabella hanya ditemani hujan, kue pink, dan sebuah kaktus kecil bernama Momo. Tak ada ucapan, tak ada pelukan. Hanya sunyi yang menggema di kamar kosong. Ia bukan sedang patah hati karena cinta. Tapi karena rumah yang tak lagi menjadi rumah. Karena keluarga yang semakin jauh, bahkan untuk sekadar menyimpan nomornya pun tak sudi. "Apakah satu pelukan dari mama dan papa terlalu sulit untuk diberikan?" Di dunia yang terus berjalan, Arabella terjebak dalam labirin luka dan rindu yang tak berbalas. Tapi ia masih bertahan-untuk membuktikan, ia lebih kuat dari yang mereka kira. Satu malam, satu tangis, satu jiwa yang mencoba bangkit. Selami kisah Arabella. Sebuah cerita tentang kehilangan, harapan, dan keberanian untuk tetap hidup meski dunia terasa hampa.
Jejak wasiat kakakku by grace348469
22 parts Complete Mature
Namaku Alya. Dan aku tidak pernah menyangka bahwa langkah kakiku suatu hari akan menggantikan jejak perempuan paling kuat yang pernah aku kenal: kakakku, Alisa. Sudah hampir setahun aku tinggal di rumah besar bercat abu muda itu, rumah yang dulunya hanya aku singgahi saat libur semester atau ketika merindukan masakan kakakku. Tapi sejak Alisa divonis kanker paru-paru stadium lanjut, rumah itu menjadi dunia baruku. Aku memilih cuti kuliah, meninggalkan kosan kecilku di Jogja, dan kembali ke kota ini-demi merawatnya. Aku masih ingat hari ketika pertama kali datang kembali ke rumah itu. Anak-anak Alisa, Rani dan Dafa, langsung berlari memelukku. Rani sudah kelas dua SD, dan Dafa masih TK. Mereka belum tahu betapa besar badai yang sedang menunggu kami semua. Dan di tengah rumah itu, ada sosok pria yang paling jarang bicara: Rayhan. Suami Alisa. Kakak iparku. Ia selalu tenang. Terlalu tenang, bahkan saat Alisa harus masuk rumah sakit untuk ketiga kalinya bulan itu. Ekspresinya nyaris tidak berubah-datar, kaku, dan kadang membuatku bertanya-tanya apakah ia benar-benar mencintai kakakku atau hanya hidup berdampingan karena kebiasaan. "Mas Rayhan, teh hangatnya," kataku malam itu, sambil meletakkan cangkir di meja. Ia hanya menoleh sekilas. "Makasih." Lalu kembali tenggelam di balik layar laptopnya. Begitulah Rayhan. Ia tidak pernah kasar, tidak pernah marah, tidak pernah meninggikan suara. Tapi juga tidak pernah benar-benar hadir. Ia adalah tipe laki-laki yang, entah kenapa, membuat dada terasa sesak hanya karena terlalu hening. Sementara itu, kondisi Alisa kian memburuk. Berat badannya turun drastis, rambutnya mulai rontok karena kemoterapi, dan batuknya sering berdarah. Tapi ia tetap tersenyum. Tetap berusaha mencatat tugas-tugas sekolah Rani, tetap memeluk Dafa sebelum tidur. Suatu malam, saat aku menemaninya di kamar, Alisa mem
Love Is You (Tamat) by Atiya_AW
39 parts Complete
Gadis pertama berdiri tegang melihat gadis kedua terduduk lemah di atas kursi roda. Wajah gadis kedua pucat. Ada kesakitan yang merayap di wajah gadis itu. Namun dia berusaha menyembunyikannya dengan memalingkan wajah. Gadis pertama masih shock sejak di IGD tadi dokter jaga menjelaskan bahwa kandungan gadis kedua tidak bisa dipertahankan lagi akibat perdarahan yang dialaminya. Gadis kedua hamil? Gadis kedua mengandung sebuah janin? Siapa... siapa yang melakukannya? Pertanyaan-pertanyaan itu muncul di kepala gadis pertama. Semua kebingungan dan kepanikan bercampur menjadi satu. Tidak tahu harus berkata apa. Tidak mengerti harus bertanya apa. Dia hanya diam membeku seperti orang bodoh. Tapi tatkala melihat raut wajah gadis kedua, gadis pertama tidak ingin bertanya apa-apa lagi. Apalagi ketika melihat gadis kedua menekuk perutnya karena sakit saat diminta berbaring di sebuah ranjang ginekologi, gadis pertama merasa iba. Belum hilang kebingungan mereka, pertanyaan seorang perawat malah membuat keadaan semakin menegangkan. "Di mana suaminya?" tanya perawat itu dengan suara datar. Sepertinya perawat itu sudah bisa mengira apa yang terjadi ketika ada seorang pasien yang datang bersama teman-temannya. Bukan keluarganya. Gadis pertama memandang gadis ketiga yang sedang berdiri di sudut ruangan. Gadis ketiga pun terdiam membeku tidak menjawab sepatah kata pun. Tapi matanya meredup lalu menundukkan kepalanya. Siapa suami gadis kedua? Menikah pun dia belum! Lalu sebuah suara lelaki menyentakkan mereka. Spontan mereka menoleh dan terkaget-kaget melihat siapa lelaki itu. "Saya suaminya." Bersamaan gadis pertama dan gadis ketiga melihat gadis kedua dengan ketegangan yang memuncak. Seolah menanyakan kebenaran jawaban lelaki itu. Tapi sayangnya gadis kedua memilih untuk berpaling. Lalu setetes air mata membasahi pipi gadis kedua. Melihat air mata itu, gadis pertama tidak perlu lagi bertanya. Dia sudah mengerti semuanya. Lalu tiba-tiba hatinya terasa sakit. Amat sakit.
You may also like
Slide 1 of 9
Misunderstand cover
R E T A K  (TAMAT-SUDAH TERBIT) cover
Cinta dan Takdir Rania [End] cover
Kakti cover
Different [END] cover
Jejak wasiat kakakku cover
Cinta Dan Lukanya  cover
Love Is You (Tamat) cover
9 Eternity || SEGERA TERBIT cover

Misunderstand

11 parts Complete

Aku mencintainya, tetapi karena sesuatu aku pergi meninggalkannya jauh dari hidupnya. Karena kepergianku yang tiba-tiba, aku menyesal mengapa tak ku dengarkan dulu penjelasannya. Mengapa tak ku tanyakan dulu apa maksudnya. Entahlah ini kesalah pahaman yang fatal menurutku. Aku bersembunyi selama lima tahun darinya, guna menyembuhkan hatiku yang terluka dan kecewa. Mungkin sekarang ia sudah bahagia bersama kekasihnya yang baru, entahlah. -Carissa Sabiyya Dalisha *** To: Carissa Sabiyya Dalisha Teruntuk kamu, orang yang masih selalu menghantui tidurku. Kemana kamu pergi, Ca? Aku merindukanmu disini. Apa kesalahanku hingga kamu meninggalkanku seperti ini? Bahkan saat aku kerumahmu tak kutemukan siapapun disana. Tolong kembalilah, aku ingin kamu menjadi jodohku, Ca. Bukan bermaksud mendahului takdir Tuhan. Aku hanya mengusahakan kita kembali seperti dulu. Aku terlalu mencintaimu, hingga saat kamu pergi hatiku tak mampu mencintai siapa pun lagi. Ketahuilah bahwa sampai kapan pun kamu itu tetaplah kekasihku. Entah kapan kamu akan membaca dan membalas pesanku ini, tetapi satu yang harus kamu tahu bahwa aku akan tetap menunggu walau harus sepuluh tahun lagi ataupun seribu tahun lagi. Ku tetap menunggumu, Carissa. From: Fikhar Daneer Allam Copyright©2020 By Intan Wahyu Andini