Diza, seorang penyiar radio di kota Bandung pada suatu malam menerima surat dengan amplop biru bercorak awan. Surat tersebut merupakan surat yang dikirimkan dari Tuan Gerimis kepada Sang Putri. Surat misterius tersebut selalu datang di pagi hari dan akan dibacakan setiap hari rabu, pukul Sembilan malam oleh Diza.
Surat tersebut membangkitkan ingatan-ingatan dan kenangan-kenangan indah maupun buruk bagi Diza. Tuan Gerimis menceritakan sedikit demi sedikit apa yang dia rasakan di usianya yang ke tujuh belas pada waktu itu dan menarik serta Diza untuk kembali mengikuti perjalanannya di kota Bandung pada tahun 1996.
Gilang, tetangganya yang baru ternyata turut serta merecoki hidup Diza yang telah menjadi kelabu akibat surat tersebut. Tak disangka-sangka Gilang ternyata memiliki kemampuan untuk membangkitkan semangat serta keceriaan Diza. Bagi Diza, Gilang telah menjadi hangatnya, tawanya, dan semangatnya.
Namun, suatu saat surat tersebut muncul di tempat yang paling tidak diinginkan Diza untuk ditemukan. Setelah surat tersebut muncul, Diza tidak lagi memandang Gilang sama seperti sebelumnya. Gilang menjadi seseorang yang sama berbahayanya dengan surat tersebut.
Tentang seorang lelaki gila yang terobsesi dengan adik sepupunya sendiri.
17+
°°°
content warning: smoking, alcohol, abusive language, kissing, promiscuity, dark romance, criminal acts, etc.