Tiga puluh ribu tahun yang lalu, Heaven Fighting Race yang menyebut diri mereka "Dewa" menyerbu Spirit Realm. Ratusan ras bangkit dalam perlawanan, tetapi akhirnya mengalami kekalahan telak. Ras manusia adalah yang pertama untuk mengakui, dan sisa dari Hundred Races segera diikuti dalam suksesi.
Selama sepuluh ribu tahun berikutnya, semua ras diperbudak oleh Perlombaan Pertempuran Surga. Mereka diperlakukan dengan kejam, dan hidup di bawah bayang-bayang teror.
Pawai penaklukan Surga Fighting Race tidak berhenti di situ. Dengan Spirit Realm sebagai titik awal, mereka menyerang dimensi rahasia lainnya, dan menyebarkan perang ke seluruh penjuru eksistensi. Setelah sangat melelahkan kekuatan tempur mereka, mereka akhirnya dikalahkan oleh Ratusan Races yang mengambil keuntungan dari kesempatan ini. Tanpa pilihan lain, mereka melarikan diri ke langit berbintang di luar kerajaan.
Tiga puluh ribu tahun kemudian, di era dimana Heaven Fighting Race telah memudar untuk menjadi legenda kuno, seorang pemuda amnesia yang memiliki garis keturunan Heaven Fighting Race sedang dibina di rumah tangga yang tidak signifikan. Sementara berjuang untuk hidup, dia diam-diam menunggu hari kebangkitan garis darah.
"Lo cantik, boleh gue cium?" tanya Dirgantara blak-blakan.
Jena mengerutkan keningnya, menatap tidak suka cowok yang ada di depannya sekarang. Tangannya mendorong kasar tubuh orang itu agar memberi jarak antara mereka.
"Gak, minggir lo"ketus Jena, kelakuan Dirgantara sungguh membuatnya naik darah setiap hari. Cowok itu selalu menganggunya.
"Jena"panggil Dirgantara lembut, sudah bertahun-tahun ia mencoba mendekati Jena. Yang notabenya adalah tetangga sendiri dan teman sekelasnya. Namun dewa dewi masih belum berpihak padanya sekarang. Tapi Dirgantara tidak perduli itu lagi, dewa dewi harus patuh padanya. Ia akan mendapatkan Jena bagaimanapun caranya.
𝕋𝕠𝕝𝕠𝕟𝕘 𝕛𝕒𝕕𝕚 𝕡𝕖𝕞𝕓𝕒𝕔𝕒 𝕪𝕒𝕟𝕘 𝕓𝕚𝕛𝕒𝕜, 𝕦𝕞𝕦𝕣 𝕕𝕚 𝕓𝕒𝕨𝕒𝕙 𝟙𝟟 𝕥𝕒𝕙𝕦𝕟 𝕘𝕒𝕓𝕠𝕝𝕖𝕙 𝕓𝕒𝕔𝕒😾
#ᴏɴ ɢᴏɪɴɢ
#UP setiap mood bagus