Aku tidak pernah berharap untuk mengenalnya. Harusnya aku tidak pernah mengenalnya. Perasaan itu terus berlabuh, menghantui siapapun yang mengenalnya. Aku ingin pergi-darimu-tanpamu. Meninggalkan seluruhnya. Meninggalkan kamu yang katanya hanya punya aku seorang. Cukup. Berhenti omong kosong.
Aku ingin goreskan belati di lidahmu, tanganmu, supaya kamu tahu rasanya bagaimana ketika berbicara tanpa beriringan dengan nurani. Bagaimana rasanya ketika tanganmu bergetar ketika melakukan hal yang kamu paksakan. Aku benci, berhenti seperti itu, biarkan aku bernafas.
Elliot Jensen and Elliot Fintry have a lot in common. They share the same name, the same house, the same school, oh and they hate each other but, as they will quickly learn, there is a fine line between love and hate.