Seorang perempuan mematahkan jari-jari tangannya pada sebuah November yang dipermainkan oleh cuaca dalam satu dasawarsa penantiannya. Jemari kanan berlarian merobek semesta puisinya, menghempaskan huruf dari kata-kata kecilnya, dan meruntuhkan rasa pada bait-bait ganjilnya. Ketika cinta yang ia hidupkan dalam frasa hanya menjadi jutaan klausa tak bersuara, untuk apa lagi berbuah-buah puisi dan kisah ia cipta? Seorang perempuan tanpa jari-jari tangan terbaca menyedihkan. *** Membutuhkan satu dasawarsa bagi Sas untuk berdamai dengan kisah cinta pertamanya di masa lalu. Rasa cinta pada kali pertama yang terjadi begitu saja untuk Aidan, tanpa alasan, tanpa kedekatan. Pilihan Sas menempuh pendidikan tinggi di luar kota menjadi jalan yang paling sempurna untuk melupakan kisah lampau cinta pertamanya yang tidak berhasil itu. Di tanah rantau, Sas dipertemukan dengan Affan yang sangat tulus mencintainya dan ingin bertahan bersama Sas selamanya. Beberapa pasang-surut kehidupan yang dialami Sas tidak pernah membuat Affan melewatkan satu kalipun berada di dekat gadis itu untuk menemani kesedihannya. Akan tetapi, menjelang tujuh tahun kebersamaannya, Sas dan Affan dihadapkan dengan kemunculan kembali pemeran utama dalam kisah cinta pertama Sas pada sepuluh tahun silam. Sas gelisah dan mengurung diri dalam kebimbangan yang mempertaruhkan keberadaan Affan. Akankah Sas kembali pada masa lalunya atau Sas akan bertahan pada yang selalu setia mencintainya? ***