MONOPOLI 🎲 [Sehun Sejeong]
  • Reads 1,064
  • Votes 120
  • Parts 7
  • Reads 1,064
  • Votes 120
  • Parts 7
Ongoing, First published Jun 10, 2018
Mature
[ONGOING]
[UPDATE SETIAP SENIN]

Apa perlu gue ke Meikarta terus nyari lo sampe dapet, habis itu gue bedah lo, gue ambil jantung lo, dan gue pake jantung lo buat main sepak bola 5 menit aja biar jantung lo jedag jedug jeder serr kayak gue? -Ozy

Enak aja
Lo kira jantung gue bola?
Bisa seenaknya ditendang kesana kemari sesuka hati hah? -Meysha

Ini cuma kisah tentang Meysha, cewek absurd yang demen main monopoli onlen.

---------------

Kerena cinta ga harus dipertemukan dengan bertatap muka secara langsung.



Started on 11 June 2018 💦
All Rights Reserved
Sign up to add MONOPOLI 🎲 [Sehun Sejeong] to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
antagonis wife [PO] cover
Stars Behind the Darkness 2 cover
The Best Of Miracle cover
Choose Family  cover
BABY CHANIE cover
After Graduation cover
Kesayangan Bunda cover
He Fell First and She Never Fell? cover

Dosa Ku

1 part Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.