Arana tak bisa apa-apa ketika ibu tirinya memaksanya menikah dengan Galih demi memadankan kondisi ekonomi mereka yang kian merosot sejak ayah Arana meninggal. Arana menahan kelakuan semena-mena Galih yang tetap berhubungan dengan perempuan lain meskipun mereka sudah sah menikah. Hingga tibalah saatnya dia kehilangan kesabaran dan memutuskan untuk pergi. Siapa sangka, di saat kepergiannya, Galih sudah menitipkan rasa?