The Perfect Boyfriend
  • Reads 659,951
  • Votes 55,101
  • Parts 39
  • Reads 659,951
  • Votes 55,101
  • Parts 39
Ongoing, First published Jun 16, 2018
Awalnya si kesal gitu punya teman seorang badboy. Suka seenaknya. Biang rusuh. Tukang ribut. Annoying banget pokoknya.

Tapi, lama-lama pandangan gadis berparas mungil itu berubah. Sejak 'badboy' itu menyatakan perasaannya, dunianya seakan lebih berwarna. 

Perlahan image 'badboy' berubah menjadi 'The Perfect Boyfriend' sesuai sikap si badboy yang berubah abis. 

"Kesalnya diawal doang. Diending malah jatuh cinta."

"Yoi dong. Lo jatuh cinta karena gue ganteng kan?"

"Najis bego."


Welkam and enjoy this story gengs!
Salam hangat dari Xabiru, Prilly dan Author.
All Rights Reserved
Sign up to add The Perfect Boyfriend to your library and receive updates
or
#8prillylatuconsina
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Kesayangan Bunda cover
Fiction -sungjake✔ cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
After Graduation cover
Kisah Tak Sempurna cover
He Fell First and She Never Fell? cover
Rafa  cover
Stars Behind the Darkness (End) cover
Second Best [ RONY X SALMA ] cover

Dosa Ku

55 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.