Dua tahun lalu, aku kira hatiku sudah matap berlabuh pada Arifin, yang kemudian tidak lengkap rasanya bila tidak kusebut namanya dengan sebutan Si Bangsat Arifin. Namun ternyata aku cuma menjadi khilafnya saja ketika ia sadar cintanya bukan untukku. Padahal sudah siap kutinggalkan mimpi-mimpiku di Den Haag demi menjadi istri Si Bangsat Arifin sesuai dengan permintaannya dan ibu tercintanya, menjadi perempuan yang menempatkan keluarga pada prioritas pertama. Apalagi keluargaku, Mami, dan dua kakakku Bang Alde dan Abel yang selalu bersikap sulit pada pacarku pun sudah membuka tangannya untuk Si Bangsat Arifin. Ketika Si Bangsat Arifin membatalkan pernikahan kami, tidak lagi alasan bagiku untuk menetap di Indonesia seperti rencana semula. Aku kembali ke Belanda dengan tiga koper besar disambut dua teman baikku, Melissa dan Mila di gerbang kedatangan yang memelukku erat dan menghapus air mataku. Namun, semua berubah ketika aku mulai mengenal Ethan lebih dari sekedar pacar sahabatku.
3 parts