ein Stern

[DALAM TAHAP REVISI]

Seandainya aku tak percaya akan dzat maha pengasih lagi maha penyayang, sudahku akhiri hidupku dari dulu.
Seandainya aku tak peduli akan wanita tangguh nan kuat dihidupku sekarang, sudah ku gantung diriku pada suatu malam.
Seandainya aku tak ingat pengisi kekosongan berupa anak-anak manusia yang berupa-rupa sikapnya, sudah ku tenggak racun sedari dulu.
Seandainya aku tak punya harapan tentang hari esok yang kubuat lebih baik, sudah ku iris nadiku sejak lama.
Dan seandainya aku adalah orang yang lemah, kini yang ada tinggal namaku saja di dunia.
Karena aku ingin menjadi bintang kecil, yang bercahaya karena sinarnya sendiri. Yang tampak indah dengan dirinya sendiri.
Karena bisa jadi kamu salah mengartikan, sang rembulan memang indah, kamu mengaguminya.
Tanpa kamu sadari, bulan bercahaya karena pantulan dari sinar matahari.
Sang mentari yang jarang kamu tengok dia, yang kamu banding-bandingkan dengan teduhnya saat menatap bulan
Maka, cukuplah bagiku menjadi sebuah bintang kecil, bukan matahari maupun bulan yang dipuji pengagum malam.
Meski bintang itu tak tau dimana rumahnya, rumah tempat untuk dia pulang ketika pergi dan tempat untuk tinggal bukan untuk ditinggalkan.