Satu sisi
kubuat sedikit aksara untuk kau mengerti
bukan nya aku ingin gegabah membicarakan hal ini, tapi ini masalah pribadi dan hati.
mungkin, banyak dari kalian yang beranggapan luar biasa, bagiku tidak.
Satu sisi, ku merasa ter-intimidasi dengan nya.
sebelah mata, ku sudah tak tahan lagi dengan nya.
mungkin mata-mu yang hanya sebelah. "jangan hanya aku bermasalah,
kau bisa seenaknya berbicara." jangan hanya aku berlaku buruk,
kau bisa seenaknya menilai. "jangan hanya aku kurang sempurna,
kau bisa seenaknya meninyir." memangnya kau tuhan yang bisa memper-olok-ku dengan ocehan kata tua mu itu.
memangnya kau tuhan yang bisa me-ngatur-ku dengan aturan-aturan mu.
sudah lah,
sudah.
lebih baik engkau bercermin diri dari pada harus melihat seseorang dengan pandangan sebelah mata mu itu.
setidaknya aku masih bisa berkarya tanpa harus membunuh karakter ku sendiri, dari pada dirimu yang membunuh karakter mu sendiri demi untuk sebuah ambisi matrealism duniawi.
SPIN-OFF CERITA AISFA ( CINTA DALAM DOA)
Mendapat restu untuk bersatu dengan orang yang kita perjuangkan selama bertahun-tahun tentu menjadi hal menyenangkan bukan? Namun, bagaimana jika cinta kita sepihak? Bahkan dalam keadaan dia mencintai orang lain?
"Saya nggak cinta sama kamu. Walaupun kita sudah menikah, bukan berarti saya akan menerimamu seutuhnya." (Syafa Izdihar)
"Sebagaimana saya mengajari anak-anak dini huruf hijaiyah, begitu juga saya akan mengajarimu jatuh cinta. Dari alif sampai ya' mesti ada proses yang harus dilalui dengan kesabaran." (Kazim Zeehan)
Tentang Kazim dan perjuangannya dan Syafa dengan rasa yang membuatnya melampaui semua batasannya.