"Selamat ulang tahun, Ibu!" teriak sebuah suara yang familiar. Suara itu kemudian hilang, digantikan pelukan erat.
Kedua lenganku membalas dekapan anak kesayanganku. Pelukannya terasa hangat, mengingatkanku akan perjuangan ayah, Nusantara, saat mendirikan Majapahit dulu. Batavia sekarang sudah dewasa, meski masalah mengompolnya belum juga sembuh. Aku merengkuh tubuhnya yang bau dan penuh polusi, mengenali kali-kalinya yang hitam dan halaman-halamannya yang botak. Apa pun yang terjadi, aku tetap bangga dengan Batavia. Menjadi ibu kota memang berat, aku paham betul. Biar pun wajah Batavia selalu terlihat menganggumkan, badannya dipenuhi sampah. Sampah yang mungkin setinggi gedung-gedung pencakar langit yang tampak di wajah putraku itu.
Tapi tak apa, Batavia. Bersabarlah. Sebentar lagi tanggung jawabmu akan dipindahkan ke Borneo.
[Sekarung Sampah Untuk Indonesia #3]
dipublikasi di Kompas Muda
https://muda.kompas.id/2018/07/20/lelehan-lilin-pertiwi/
[Wattys Award Winner 2022 Paranormal] Arnawa Arka, seorang juragan gaharu dan istrinya Raia Danira rela melakukan apa pun demi putra mereka satu-satunya, termasuk memperpanjang nyawa putranya melalui negosiasi dengan pemilik kuasa gelap.
Kontrak yang mereka sepakati berjudul Tukar Tambah Iblis, karena kemudahan yang diberikan iblis mesti dibayar mahal dengan sembilan nyawa tumbal dan kebeliaan suami istri tersebut.
Nawa Duwara, tempat di mana sang iblis bersemayam, takkan tinggal diam hingga kesemua tumbal didapatkan, demi mengunci sembilan segel kegelapan di batas neraka. Dampaknya pangeran iblis menampakkan rupa manusia utuh dan merealisasikan ambisinya, menguasai pucuk pemerintahan yang tertinggi kelak.