"Kelak,yang akan kamu ingat dariku adalah,semua hal yang hari ini ingin kau lupakan."
"Andai bisa memilih terlahir kembali,Aku pilih tetap menjadi Hitam yang Kau Hinakan,kebanding Putih yang membinasakan."
Siapapun Lo,Pasti risih dengan kedatangan cowok yang setiap hari kerjaannya cuma minta pertanggung jawaban,padahal lo gak tau kesalahan lo dimana.
Mungkin Salah satu yang ngerasain hal itu adalah Gue.
Entahlah,apa maksud Cowok itu ngelakuin hal yang menurut gue kurang kerjaan.Pada intinya Cowok itu Stres tingkat dewa.
Awal mula,gue mau bertanggung jawab,karena gue ngerasa memang gue yang salah dan kesalahan gue masih masuk akal.Tapi,entah Dia terlalu Stres atau terlampau gila,Itu cowok terus-menerus minta gue buat tanggung jawab dan alasannya buat gue mencak-mencak.
Tapi,takdir berkata lain.Lama-lama Gue mulai merasa nyaman dengan sikapnya yang aneh.Entahlah,Bagaimana akhir dari ini semua.Yang pasti,setelah kedatangan Seseorang,banyak Konflik yang harus gue selesaikan sebelum Kematian menjemput.
---
Warning⛔CERITA INI BELUM LENGKAP.
_BadGirl With Most Wanted Boy_
(IKUTIN TERUS KISAH MEREKA!!!)
DI MINTA KESETIAANNYA BUAT CERITA INI...
FOLLOW AKUU YAAAA :) :)
📌Spin off "Kiblat Cinta".
Disarankan untuk membaca Kiblat Cinta lebih dulu untuk mengenal masing-masing karakter tokoh di dalam cerita Muara Kiblat.
***
Ditunjuk sebagai penerus untuk mengabdikan dirinya pada pesantren merupakan sebuah tanggung jawab besar bagi seorang Kafka Rafan El-Fatih.
Di tengah menjalani amanah yang diberikan oleh sang ayah, Kafka juga harus melatih kesabaran ketika menghadapi salah seorang santriwati yang mengejarnya secara ugal-ugalan.
Adel Dwi Arfani, seorang santriwati yang dulu menjadi partner perdebatannya, kini berpindah kiblat menyukainya.
Menurut Adel, mengejar cinta sama saja dengan mengejar rezeki, harus diperjuangkan dengan usaha dan berdoa, tentu dengan cara yang halal pula. Maqom manusia adalah berusaha, itulah prinsip yang ia lakukan sekarang.
Lantas, bagaimana ketika ia telah mendapat balasan cinta yang setara, fakta masa lalu justru menghancurkannya?
Akankah takdir cinta mereka bermuara di tempat yang sama? Atau justru ombak membawa keduanya ke tepi yang berbeda?