Orang bilang mereka adalah mahluk yang tak berperasaan, mereka bisa membunuh sesuka hati mereka hanya demi selembar kertas yg disebut uang.
Tapi, Ayahku mengatakan, mereka itu adalah manusia biasa yg membutuhkan cinta kasih dari manusia lainnya
Aku tidak percaya mereka memiliki perasaan apalagi rasa empati pada manusia lainnya, yang mereka inginkan hanyalah uang dan bagaimana cara agar budak seperti mereka dapat hidup untuk hari ini..
Tapi kedua matanya yang membengkak, air mata yang ia sembunyikan di balik rak-rak buku tua..
Sambil memegang sebuah belati di dekapannya, ia menangis bagai anak kecil.
Aku sudah berjanji pada diriku sendiri, aku tidak akan pecaya untuk kedua kalinya.
Tapi mahluk tak berperasaan itu, ia tak memiliki perasaan, ia tak memiliki empati, tapi kenapa...?
Kenapa kau ...
Menampakkan wajah pengecut itu kearahku...
..
kau membuatku tak bisa memegang janjiku.
_Samara