Allahu Akbar Allahu Akbar
Allahu Akbar Allahu Akbar
Untuk pertama kalinya ada hal yang mampu membuat Ariani berpaling dari objek yang sedang berada dalam bidikan kameranya, suara azan itu. Sedemikian merdukah suara sang muazin? Atau panggilan shalat itu mulai menjamah jiwa liarnya?
***
Ariani lupa, kapan pastinya hubungannya dengan Papa merenggang. Mungkin sejak Papa menentang hobi fotografinya, atau sejak Papa menuntutnya untuk tampil feminin layaknya perempuan pada umumnya. Hingga suatu hari, saat sedang bertengkar hebat, Papa tidak sengaja mengungkap identitas Ariani yang ternyata hanya anak angkat.
Di tengah kehancuran hatinya, Ariani melarikan diri ke Makassar untuk menenangkan diri sekaligus mengumpulkan materi untuk pameran tunggal perdananya. Di kota itulah Ariani bertemu Tegar, tukang ojek yang membuatnya bertanya-tanya.
Dia masih muda, ganteng, tapi kenapa cuma jadi tukang ojek?
Dia alim, rajin shalat, tapi, kok, suka nonton drakor?
Belakangan Ariani baru tahu, bahwa ternyata tukang ojek itulah pelantun azan yang mampu mengalihkan dunianya. Hingga pada akhirnya, Ariani menemukan sesuatu yang paling dia butuhkan dalam hidup dari lelaki itu. Namun, ketika perasaan kagum mulai berkembang menjadi sesuatu yang lebih kompleks, ada-ada saja badainya.
"Namanya Iliyas Abrisam. Dia suami kamu sekarang."
"Mama bercanda?! Kapan Diba nikahnya?!"
***
Adiba Larasati itu cewek nolep. Kerjaannya hanya mengurung diri dalam kamar dan mengurus naskah-naskah yang menumpuk. Orang tuanya sudah misuh-misuh menyuruhnya untuk segera menikah. Tapi, bagi Adiba, menikah tidak sepenting menyelesaikan deadline-nya.
Sampai suatu hari, ketika mama dan papanya pulang dari kondangan pernikahan kerabat jauh mereka, Adiba syok mendapati seseorang yang mengekor di belakang mereka. Dunia Adiba seketika jungkir balik kala mamanya bilang dia adalah oleh-oleh untuk Adiba.