Kaisya Al-Malik nama pemberian orang tuanya. Isya, begitulah ia sering disebut. Cerewet, jutek, dan sinis itu Isya. Hidupnya penuh warna warni dengan gaya glamor. Usia masih muda namun berhenti kuliah? Hijabnya berdasarkan trend, gaya hidupnya mengikuti jaman itulah yang membuat kedua orang tuanya ketar-ketir. Pergaulannya hampir bebas. Pulang malam, bergaya ala-ala kebarataan. Teman-teman Isya adalah anak-anak kelas atas dengan dompet tebal. Gemerlap duniawi membutakan mata Isya. Namun apa jadinya saat gadis bermulut lebar dengan langkah yang panjang itu terpaksa diungsikan orang tuanya pergi ke negri gingseng, Korea Selatan. Itu negeri penuh plastik kan? Sampai semua masyarakatnya terobesi operasi plastik. Oh tidak! Isya tak suka drama korea atau pun k-pop asal kota Seoul yang terkenal dengan industri musik yang terkenal. Melihat boyband dan girlnya terasa melihat plastik joged. Itulah yang ada dipikiran Isya. Sebuah negara yang paling dibenci seumur hidupnya. Mampukan Isya bertahan hidup di negeri orang dengan notabenya ia seorang muslimah? Dan sampai ia bertemu Ahjussi yang mempertanyakan soal keislaman dirinya. Isya terpaku. Sejauh apa ia mengenal agama Islam?All Rights Reserved
1 part