Keluarga ku kaya raya, punya perusahaan besar dan berpengaruh. Pada awalnya aku bangga lahir terlahir jadi orang terpandang, tapi semakin dewasa aku dituntut untuk membayarnya.
Kehidupan ku dikuasai oleh ayah dan ibu, circle pertemanan juga, sampai sekarang aku hanya punya satu teman yang diakui mereka. Tidak ada percintaan, yang wajib adalah nilai harus seratus dan juara umum sebagai siswa terpintar.
Tapi kadang kala hidup tidak sesuai dengan rencana, menuju akhir perjalanan SMA ku, ada seorang laki-laki yang menarik perhatian, dan aku sudah jatuh hati padanya.
Kisah cinta kami lebih rumit daripada romeo dan juliet, karena tantangannya adalah soal bagaimana menjawab soal ujian haha. Jika aku lulus sebagai siswa terpintar, mungkin kami bisa untuk saling memiliki.
Cerita ini adalah sedikit perjalanan tentang hidup ku, sebagai anak pemuas ambisi orangtuanya.
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan