“Hijrah ...” Ku dengar hati ku bergumam lalu mulutku membisu dan mataku mengadu, membuat rindu mendekat setelah jauh melangkah saat diri ini lelah lalu mengalah, jiwa kini di rasuki rindu yang terbata-bata dalam berkata, ada hina yang sedang berlutut tak ingin di tuntut. “Hijrah ...” Bisikan angin yang membawa kabar baik. Mengheja setiap sajak-sajak cinta untuk sang pencipta, seperti cahaya yang tiba-tiba datang dalam gulita, kini sang pendosa mulai memaksa. “Hijrah ...” Ku dapati damai yang sampai ke jiwa, setelah berbisik pada langit hati ikut berisik, mengheja rindu yang diburu pada setiap cinta yang terkirim lewat do’a, lalu ku temukan diri hina kembali berdiri tuk memuja.