(Sebagian besar part di-privasi-kan)
"Jika ada ramai paling hening, mungkin ketika duduk berdua dengan diri sendiri.
Mendengar tanpa suara, merasa walau tak menyentuh,
ada tapi tiada, bersama tapi kesepian"
"Terkadang aku ingin bertahan menjadi rahasia, dari pada terungkap tetapi tidak pernah menyehatkan.
Namun nyatanya, 'kita' tidak pernah benar-benar saling menyakiti, sampai hal itu pun datang dan terjadi kepada kita. Hingga pada akhirnya, aku terjadi padamu, terjadi dalam dirimu, terjadi dalam hidupmu, lalu kita menjadi sebuah rahasia itu sendiri"
"Waktu paling tidak baik adalah saat aku harus berjudi dengan kesempatan, melukis rencana sebelum digariskan, mengejar bahagia yang menyakitkan, lalu terduduk kembali pada kursi kemunafikan.
Tempat paling tidak baik adalah bersamamu, menghadap karya Tuhan paling sempurna, berkopi dengan kepahitan, lalu menelannya mentah-mentah dengan airmata"
Haruskah cinta yang pergi benar-benar dilupakan? Ataukah ia hanya bersembunyi di antara jejak kenangan yang enggan pudar?
Kumpulan cerpen yang aku buat ini mengisahkan tentang mereka yang masih menggenggam sisa-sisa rindu-tentang janji yang tidak sempat ditepati, perasaan yang tertinggal di sudut hati, dan harapan yang terus berdenyut meski cintanya telah pergi.
Dengan kata-kata yang lirih dan penuh makna, cerpen-cerpen di dalamnya menghadirkan berbagai wajah kehilangan. Ada yang mencoba melupakan, ada yang memilih menunggu, dan ada yang diam-diam tetap menyimpan cinta dalam sunyi.
Mungkin, dalam satu atau lebih kisah yang ada di dalamnya, kamu akan menemukan bagian dari hatimu yang juga belum benar-benar sembuh.
follow ig aku:
@kaelaryas_