Keadaan yang mencekam. Gelap. Sunyi. Disana tampaklah sesosok pemuda yang berdiam diri disana. Di alam yang berbeda, ia merasakan sesuatu yang cukup membuat dirinya semakin hari semakin aneh. Sesosok pemuda tersebut tak mampu mati. ____________________________________ "Berhenti menggangguku! Aku sungguh muak denganmu. Pergilah dari hadapanku!" titah sesosok pemuda yang kini telah memancarkan amarahnya. Wajahnya yang perlahan semakin memerah karena amarah. Matanya pun sudah berubah warna menjadi merah. "Maafkan saya, tuan. Saya sungguh minta maaf. Beri saya satu kesempatan lagi." pinta sesosok gadis yang kini telah bersujud meminta maaf. "Tidak! Aku tidak ingin memberimu kesempatan lagi! Sekarang, kau pergi dari sini!" titahnya lagi dengan sangat marah. Dengan pasrah, gadis tersebut mengangkat badannya lesu menuju gerbang depan, ia tak tahu setelah ini, kejadian apa yang akan menimpanya. ____________________________________ Pemuda itu masih merenungkan nasibnya yang akan terjadi nanti. Ia tak ingin membuat keluarganya menjadi sedih, meskipun bukan keluarga kandung. "Ayah. Mengapa kau mengusirku? Kesalahan apa yang kuperbuat?" tanyanya dalam hati sembari menekan dadanya sendiri menahan sakit yang ia rasakan saat ini. Hatinya sangat sakit, sungguh sakit. ____________________________________ Tak semua iblis mampu merasakan sakit yang mendalam. Tak semua manusia mampu menahan sakit yang ia rasakan. Tak semua hewan mampu menahan siksaan mereka, keadaan mereka yang selalu dikurung dan harus menetap ditempatnya kecil. Tak semua tanaman mampu merasakan hidupnya yang selalu ditebang oleh penebang liar. Tak semua benda mampu merasakan sakit yang dilandanya dikarenakan saat ia sudah usang, pasti akan dibuang, atau akan digantikan dengan benda yang baru. ________________________________ Story by : bitayusfieAll Rights Reserved