Setiap manusia protagonis dalam sudut pandangnya masing-masing bukan? Lalu mengapa masih menyalahkanku jika aku antagonis terhadap kehidupan orang lain? Bukankah orang lain pun antagonis terhadap kehidupanku yang kurasa cukup protagonis? Lagipula tentang protagonis atau antagonisnya kehidupan pribadi hanya Tuhan yang mengetahui detail perlembar isi hati makhluknya.