"Surga belum mau nerima gue!" Jani berbicara setengah berteriak dan tertawa atas ucapannya sendiri. Kepalanya bergoyang mengikuti irama musik yang dibuat oleh sang disc jokey. Ia sangat menikmatinya. "Tapi Jan, kalau belum diterima. Kudunya kan kita berusaha biar diterima." Shely berbicara agak keras, lalu menenggak orange juice yang ia pesan tadi, mendadak tenggorokannya kering. Jani seorang model majalah dewasa. Dugem, alkohol, rokok, shabu, adalah dunianya. Dunia gelap, mereka bilang. Dunia yang penuh dentuman musik, obat terlarang, pergaulan bebas, dan rentan penyakit HIV. Ia bukan tak ingin menjadi baik, seperti harapan ibunya yang telah wafat. Hanya saja ia belum menemukan seseorang yang bisa membawanya kesana. Seseorang yang bisa merubah hidupnya kembali tenang. Tak gelisah hingga sulit tidur. *** "Gue hina Shel.. Gak ada lagi yang berharga dari diri gue. Gue sendirian. Gue gak bermakna. Gue gak ngerti kenapa Tuhan harus membiarkan gue hidup untuk aneka hinaan dan kepahitan? Apa takdir gak bisa dirubah? Kenapa gue?" Jani menangis semakin keras. ia berteroak seperti orang putus asa. Kedua tangannya berusaha menarik seluruh rambutnya. "Kenapa gue gak mati aja!!" Jani semakin histeris. Tangisnya melengking bak meratapi nasib. Dewi fortuna seolah membencinya. #Anjani #fiksiMimaAll Rights Reserved
1 part