Semua pekarangan telah aku cuci, dari pekarangan rumah petinggi sampai yang hanya meminta belas kasih. Rumput belantara telah aku pangkas Dari tanah kaya sampai tanah fakir, kubabat tanpa bekas. Jalan bumi selalu ku curahi gelas Dari rasa cemas sampai rasa puas. Deru mesin rumput sudah jadi melodi Dari musik religi sampai qosidah, Semuanya jadi pembasah telinga saat aku bekerja. Tanpa pamrih lantai negeri kubuat bersih, tanpa imblan harap, karena suap menyuap adalah ajaran biadab. Kubiarkan saja korupsi terus tertanam di hati tanpa kusikat, karena itu sudah jadi tradisi yang melekat. Akulah pembunuh yang tak pernah dihakimi peluh. Semua lawannku ciut, karena dia hanyalah segenggam rumput. Jambi, 15 Juli 2018All Rights Reserved