STUCK [ Eunha × Jaehyun ]
  • Reads 2,183
  • Votes 245
  • Parts 3
  • Reads 2,183
  • Votes 245
  • Parts 3
Ongoing, First published Jul 17, 2018
Napas Eunha tersengal-sengal. Perutnya terasa kram. Kakinya juga mati rasa. Ia rasa hidupnya tinggal beberapa detik lagi. Matanya mulai terpejam.

Sampai ia merasakan ada tangan yang membopongnya. Membawanya lari dalam pelukannya. Terasa hangat. Lelaki berwajah dingin itu melarikan Eunha ke rumah sakit.

"Bego, kenapa kekeuh ikut karate sih, hah?" katanya.

Eunha ingin menangis saat itu juga. "Jangan nangis, kalo lo nangis gue keliatan jahat" suara beratnya terdengar walau tanpa melihat wajah Eunha secara langsung.

"Maaf" Eunha berujar lirih.
All Rights Reserved
Sign up to add STUCK [ Eunha × Jaehyun ] to your library and receive updates
or
#186jungeunbi
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
The Best Of Miracle cover
Stars Behind the Darkness 2 cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
After Graduation cover
BABY CHANIE cover
He Fell First and She Never Fell? cover
Kesayangan Bunda cover
Choose Family  cover
antagonis wife [PO] cover

Dosa Ku

1 part Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.