Napas Eunha tersengal-sengal. Perutnya terasa kram. Kakinya juga mati rasa. Ia rasa hidupnya tinggal beberapa detik lagi. Matanya mulai terpejam. Sampai ia merasakan ada tangan yang membopongnya. Membawanya lari dalam pelukannya. Terasa hangat. Lelaki berwajah dingin itu melarikan Eunha ke rumah sakit. "Bego, kenapa kekeuh ikut karate sih, hah?" katanya. Eunha ingin menangis saat itu juga. "Jangan nangis, kalo lo nangis gue keliatan jahat" suara beratnya terdengar walau tanpa melihat wajah Eunha secara langsung. "Maaf" Eunha berujar lirih.
3 parts