Terkadang, ada rasa yang tak mampu dikecap oleh lidah. Saat itu, bahasa jiwa lah yang mampu mengurainya. Lewat kontemplasi, perenungan, dan senandika, jiwa ini memuntahkan aksara. Selamat membaca!
Sebuah pengalaman unik, nyentrik, dan juga gemesin, namun siapa sangka, dengan meluangkan waktu untuk sekedar singgah di kantin yangku sebut "kantin literasi", berbagai gedung teoristis bisa terbangun dengan megahnya akibat basa-basi yang tiada guna.