'Sulit untuk memahaminya, sesulit rumus matematika yang memiliki banyak cara.
Tapi dengannya, kurasa bahagia.
Walau dengan lara, kurasa itu biasa.
Aku yakin akan ada tawa setelahnya'
Milady, gadis cantik yang akrab disapa Mila itu popular dikalangan remaja dan sosial media, berasal dari keluarga yang berada, statusnya sebagai pacar Abra cowok bad boy ganteng, tajir yang jadi most wanted disekolahnya. Sama halnya dengan Milady yang masuk kedalam daftar cewek cantik yang dikagumi hampir semua cowok di SMA Pelita Bangsa. Hampir semua, terkecuali Devan.
Cowok aneh, cuek, pendiam, anti sosial, dingin, cerdas, taat aturan, kutu buku. Disiplin nomor satu dalam hidupnya.
Milady yang harus menghabiskan banyak waktu dari masa SMAnya untuk memperbaiki nilainya dengan mengikuti pelajaran tambahan bersama Devan.
Bagi Milady, hidup Devan terlalu hampa, terlalu kaku, terlalu monoton, hanya terpaku pada segala bucket list yang ia buat.
Namun Devan memberi kesan tersendiri dalam halaman kisah hidup Milady.
Benar, takdir memang tidak bisa ditebak. Dan benar, waktu memang mengubah segalanya. Entah memperbaiki, atau mungkin memperburuk.
Mila percaya, setiap manusia mempunyai akhir yang bahagia.
3rd story
SELAMAT MENGIKUTI ALUR GEMESNYA Milady DAN Devan.
Kalau suka, baca yaa. Jangan lupa masukin daftar perpustakaan kalian luv♡
[ fyi, cerita sebelumnya yaitu : When In Love dan FATHILLA mungkin bakal pending dulu updatenya karena fokus ke Math Boy hihiii ]
luv uuu all!!
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan