Semangat yang membara dari jiwa Maudi yang seorang aktifis terpaksa harus direnggut oleh kenyataan. Maudi menyebutnya takdir yang tidak memihak.
Bagi Maudi, belasan tahun ia hidup damai, merasa bahwa dirinya sama dengan remaja yang lain. Namun, kenyataan menohoknya. Ia mengetahui asal-usul dirinya yang 'hina' semenjak ia mendengar percakapan ibunya dengan seorang mucikari setengah baya dari kota Jakarta.
Ya, Maudi merasa ia anak haram, hina, tidak terhormat. Ia lahir tanpa kejelasan status siapa ayahnya. Ia lahir akibat pekerjaan kotor ibunya di masa lalu.
Takdir meluluhlantakkan semangatnya.
Ia terpukul dan bimbang. Lalu, memutuskan untuk membenci takdir dengan cara mengikuti jejak ibunya di masa lalu. Ia mengambil keputusan besar dalam hidupnya, untuk menjadi ... pemuas nafsu pria hidung belang. Ia langkahkan kakinya pergi dari Sukabumi, menuju Jakarta, untuk melampiaskan dendamnya pada takdir.
Menjijikkan, bukan?
Namun Maudi merasa dendamnya pada takdir akan terbalaskan dengan keputusan besarnya itu. Ia ... sudah terlanjur 'hina'.
Perang batin terjadi di jiwanya. Akal sehat membisikkan iman. Nuraninya kebingungan dan tak siap menjalankan pekerjaannya.
Lalu, adakah yang mampu menolongnya setelah ia terlanjur basah?
Jawabannya ada. Dialah Bagas, lelaki yang datang dengan kekecewaan besar. Ternyata dialah yang dikehendaki Tuhan untuk menebus takdir Maudi, tentu dengan kisah-kisah pilu dan mengiris hati tak lekang mengiringi.
Siapa sangka, perjalanan mengenal Bagas malah mengungkap misteri identitas ayah kandungnya, Maudi begitu takjub dengan jalan hidup.
Ada cinta yang menyelinap dalam dada Maudi dan Bagas. Maudi membawa kecewanya. Bagas membawa kecewanya. Mereka berdua melebur kecewa menjadi kata bahagia, yang entah itu akan selamanya atau hanya sementara.
Namun, apapun yang terjadi pada akhirnya, mereka iman kepada takdir. Mereka yakin akan kekuasaan dan jalan hidup yang digariskan Tuhan ... untuk mereka.
=AUTHORIZED TRANSLATION=
Ini adalah terjemahan Bahasa Indonesia yang sudah memiliki ijin resmi dari penulis 😊🫶🏻
⭐️⭐️⭐️
Saat Arthit mengungkapkan persaannya, Daotok tidak tahu harus berbuat apa meskipun dia juga menyukainya.
Tapi, yang terjadi adalah Daotok menolaknya.
"Kau tertarik padaku karena kau belum pernah bertemu dengan orang sepertiku."
Meskipun begitu, Arthit adalah seseorang yang keras kepala, dia terus mengungkapkan perasaanya meski terus di tolak.