"Aku bukan takut untuk ngungkapin apa yang aku rasa ke dia." ujar Bela dengan tatapan serius pada tiga sahabatnya yang sedari tadi setia mendengarkan curhatannya. "Kan kamu ngga tahu kalo kamu ngga ngomong" balas Tiyas. Tiyas benar. Jawabannya seolah menohok Bela yang memang sedari tadi kebingungan. Seolah menyadarkan Bela. "Ya kamu bener banget. Tapi aku..." omongan Bela terpotong disela isakkannya. "Mending ngga tahu apa yang dia rasa ke aku, dibanding aku harus tau..." omongan Bela terpotong lagi. Kali ini Bela menutup muka dengan kedua telapak tangannya. Bingung? Sedih? Entah apa yang sebenarnya Bela rasa. "Kalau sampai ternyata dia ngga punya perasaan yang sama kaya aku." kali ini Bela berhasil mengakhiri ucapannya.