Story cover for Meeting You in San Francisco by cocaina25
Meeting You in San Francisco
  • WpView
    Reads 815
  • WpVote
    Votes 169
  • WpPart
    Parts 18
  • WpView
    Reads 815
  • WpVote
    Votes 169
  • WpPart
    Parts 18
Ongoing, First published Jul 31, 2018
Aku duduk diluar dekat pemandangan jalanan sibuk kota San Francisco yang dibatasi pagar tanaman. 

Dari situ aku bisa melihat sibuknya kota hari ini. Banyak pemuda lalu lalang untuk mengejar bus atau taksi, dan banyak juga yang menunggu lampu hijau penyebrangan.

Aku menyantap roti lapisku. Masih hangat dan rasanya benar-benar nikmat. Aku coba kopi nya juga rasanya tidak terlalu pahit dan tidak terlalu manis, sangat cukup dan nikmat. Mungkin kedai kopi ini akan menjadi go-to bagiku.

Tetapi semua berubah menjadi sebuah kenangan yang tidak mungkin aku lupakan ketika hari itu adalah hari pertamaku tinggal di San Francisco, sekaligus hari pertama aku bertemu dia.

***

Violette Johnson bertemu dengan pemuda bernama Bridge Harper di kedai kopi di San Francisco pada hari pertamanya disana. Pertemuan singkat dan berarti itu mengubah hidupnya. 

Akan kah pertemuan tersebut berjalan dengan lancar atau akhirnya harus berakhir?
All Rights Reserved
Sign up to add Meeting You in San Francisco to your library and receive updates
or
#2sanfrancisco
Content Guidelines
You may also like
Red Horizon by stawbyys
44 parts Complete
Mereka tidak pernah benar-benar bertemu. Hingga takdir mempertemukan mereka di bawah logo kuda jingkrak, di mana garis antara kemenangan dan kehancuran begitu tipis-mereka mulai melihat satu sama lain dengan cara yang berbeda. Dibayangi oleh masa lalu, di tengah sorotan media, tekanan tim, dan lintasan yang menuntut lebih dari sekadar kecepatan, keduanya terjebak dalam permainan yang lebih berbahaya dari balapan mana pun-sebuah permainan antara kehilangan, ambisi, dan perasaan yang tak seharusnya ada. [Spoiler] "I made a playlist," ucapnya singkat, suaranya nyaris berbisik. "Thought you might like this one." Evie ragu sejenak, tapi jari-jarinya mengambil earphone itu dengan hati-hati. Satu sisi ia pasangkan di telinganya, sisi lain sudah tersemat di telinga Theo. Kabel putih itu jadi satu-satunya benang yang menghubungkan mereka sekarang. Nada awal dari lagu pertama mulai terdengar. Lembut, namun menghantam. Gitar pertama berdenting seperti udara malam yang masuk lewat jendela, menggores pelan ke tulang. Drum-nya pelan, tapi mantap-seperti detak jantung yang tak bisa dipadamkan. Evie tak siap. Dadanya mencelos saat suara itu masuk. Every breath you take... Ia mengedip cepat, menahan sesuatu di balik tenggorokannya. Matanya tetap tertuju ke jendela, tapi ia tak lagi melihat apa pun di luar sana. Yang ada hanyalah suara, dan Theo di sampingnya-begitu dekat, panas tubuhnya terasa sampai ke tulang rusuk Evie. Seketika, ia sadar betapa ia merindukan kedekatan ini. Rindu akan diamnya Theo. Rindu aroma musk lembut yang entah kenapa selalu membuat jantungnya berdegup lebih cepat. Theo memejamkan mata, kepalanya sedikit menunduk. Ia tak bicara. Tak bergerak. Tapi keberadaannya... menciptakan kehadiran yang tak bisa diabaikan. Every move you make Every step you take I'll be watching you... Evie menggigit bibir bawahnya. Ia tak tahu apakah ini permintaan maaf atau sekadar bentuk penghiburan. Tapi yang jelas, ia tak sanggup menolaknya.
You may also like
Slide 1 of 7
BREATHE  cover
First LOVE Doesn't Work cover
Red Horizon cover
Calvarie | Revisian [Segera Terbit] cover
possessive boyfriend  cover
HARQEEL cover
Terima Kasih, Rumah cover

BREATHE

32 parts Complete

Aku telah membuka semua pintu dan melepas merpati-merpati itu pergi. Tanpa pesan, tanpa persinggahan. Melintasi taman paling rindu, dimana kau bunuh kenangan kita dulu. Dan sungguh, aku tak akan pernah memberinya denyut nadi lagi. Hidup kembali, seperti tokoh fiksi di telivisi yang pernah kau tonton dulu, itu mustahil. Sebuah kenangan manis dan pait yang kuikat menjadi satu dalam sebuah tulisan. Aku pernah lupa rasanya jatuh cinta, hanya karena suatu kejadian yang tak pernah kuduga terjadi ada padaku. Sampai pada akhirnya, aku bertemu seseorang yang dapat membantuku mempercayai dan bisa mengartikan apa artinya cinta yang sebenarnya.