We Are...
  • Reads 3,008
  • Votes 426
  • Parts 4
  • Reads 3,008
  • Votes 426
  • Parts 4
Ongoing, First published Aug 09, 2018
Mature
"Stop it, Ten! I'm getting married!"

"So? Yang udah nikah aja masih bisa cerai. Apalagi cuma yang 'baru mau nikah'."


~~


"Dia mantan pacarnya tunangan lu, 'kan?"

"Iya."

"Ngapain sih masih lu baik-baikin? Orang kaya begitu juga."

"Emang kenapa aku harus nggak baik sama dia?"

"Duh! Lu jadi orang jangan kelewat baik lah, Jae. Kadang ngeselin tau ngga sih."

"Hehehe..."


~~


"Dia siapa? Gue nggak pernah lihat."

"Paling juga salah satu temennya Lucas."

"He's pretty..."


~~


"Masih aja ngarepin laki orang. Gue kurang apa coba, hm?"

"Kurang kerjaan! Udah gue bilang jangan gangguin gue lagi, 'kan?! Pergi sana!"

"Ten, lupain dia. Ada gue di sini."

"So?"

"Gue bisa lebih muasin lu ketimbang dia."






!!! WARNING !!!

• JOHNJAE - TAETEN
• BOTTOM JAEHYUN
• GUE ULANG, BOTTOM JAEHYUN!
• TOP TAEYONG
• GUE ULANG LAGI, TOP TAEYONG!!
• LOKAL AU! - KAMPUS AU!
• 18+


Please setelah baca warning di atas jangan sampai ada yang salah lapak ya. Aku tidak mau dihujat. Aku hanya nulis sesuai dengan apa yang aku suka.
All Rights Reserved
Sign up to add We Are... to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
ELIO RILEY SERGEYEV cover
He Fell First and She Never Fell? cover
Kisah Tak Sempurna cover
After Graduation cover
How To Be A Good Papa | Noren cover
Kesayangan Bunda cover
Fiction -sungjake✔ cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
Ziel Alexander Dominic [PDF]✔️ cover

Dosa Ku

65 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.