Air itu sangat terasa menenangkan disaat kenyataan dan keinginan tak sejalan, karena kesehatan jauh kalah dari ambisi mendapat pengakuan dan pujian. Lebih dari dua dekade menyaksikan fenomena tersebut mulai dari anak-anak, remaja, dewasa begitu bangga jika kepala sudah terasa 14%. Ada yang mengaku sudah menjadi kebutuhan yang berkeharusan, ada yang sekedar menghargai ikatan pertemanan dan ada juga yang memfatwa agar lebih berani, lepas dan bebas. Apapun alasan atau penjelasan kalian, tetap saja bagiku semua itu dirasa percuma karena dalam keyakinanku hal tersebut aktifitas yang memicu dosa dan dosa lainnya. Ada yang merasa terbang tapi kenyataannya berjalan, ada yang merasa melayang tapi kenyataannya masih berpegangan, ada yang so kuat tapi kenyataannya tak bertuan. ketika persen mengemas kesadaran maka akan terasa di atas tapi kenyataannya masih berpijak, dosa seolah bukan ancaman yang berarti karena tertutup euforia. Sampai kapan kalian lari dari kesadaran untuk menghindari kenyataan? sampai kapan kalian berbangga dengan ketidakstabilan mental dan keseimbangan yang lebih tepatnya ketimpangan perilaku dan pikiran bahkan sampai meyakini bahwa persenan air tersebut jadi kebutuhan untuk pelarian, prestis dan kamuflase bahagia. Mencoba adalah kata perintah yang luar biasa dari sang maha, dimana bukan untuk semua dan segala hal melainkan untuk memicu bagian tubuh yang mampu berfikir dan merasa agar sedikit terhindar dari hal kecewa dari manusia untuk kita atau dari sang pencipta pada kita. Masih banyak simbol selain persen dan perlakukanlah air sebagai air bukan sebagai api, komposisi air, angka dan persen sudah cukup memberi efek lupa sejatinya manusia dan air itu bagaimana. sebelum lebih jauh lagi berbicara saya coba akhiri dengan kalimat yang mempunyai rasa pertanyaan "MERAH DI MATA" untuk apa?All Rights Reserved
1 part