"Mulai hari ini, kita putus!" Bagai tersambar petir di tengah malam yang cerah, Nabila mendapat kabar yang amat mengejutkan dari sosok lelaki yang sejak tahun lalu ini menjadi kekasihnya. Nabila menatap lelaki bernama Rayhan itu dengan mata berkaca-kaca. Hatinya perih. Apalagi ia butuh perjuangan untuk bisa sampai di Taman dan menemui kekasihnya. Dan apa yang ia terima. Putus. "Tapi kenapa, Mas? Apa aku ngelakuin kesalahan? Kalau iya, aku minta maaf. Aku nggak mau putus sama kamu, Mas." Rayhan menatap iba Nadira. Jujur, hatinya pun terluka mengatakan ini. Rayhan ingin terus bersama Nabila. Namun ia sadar, apa yang Rayhan dan Nabila jalani sejak satu tahun yang lalu, adalah kesalahan besar. Rayhan bergeming di tempatnya. Ia harus segera meninggalkan Nabila jika ingin tetap terlihat kuat. Karena Rayhan yakin, lima menit lagi air matanya pun akan jatuh jika terus melihat tatapan iba dari Nabila. Rayhan memutar tubuhnya memunggungi Nabila. Tangannya bergerak menghapus air mata yang lolos dari pelupuk matanya. Astaga, lihatlah betapa cengengnya Rayhan jika Nabila terluka atau sedih. "Kak! Kak Rayhan mau kemana?!" Teriak Nabila yang tidak ditanggapi oleh Rayhan. Nabila meluruh ke tanah. Sesuatu di dalam dadanya terasa di remas. Tangisnya benar-benar pecah. Pandangannya kabur. Ia hanya dapat melihat punggung Rayhan yang kian menjauh. "Aku membencimu!! Aku membencimu, Mas!"