Andante Part 1: The Fallen Wings
  • Reads 55
  • Votes 4
  • Parts 1
  • Reads 55
  • Votes 4
  • Parts 1
Ongoing, First published Aug 14, 2018
Kyunhyun...." yunho menghela nafas panjang. "Mati bukan sousi, kau tahu ? Memilih mati daripada menghadapi masalah yang sedang memelit kita, itu sama halnya dengan tindakan seorang pengecut . Kau tak tahu betapa sakitnya hyung kehilanngan junsu. Apalagi hyung menjadi bagian dari pennyebab ia lumpuh secara tidak langsung.... " " Tidak seberapa dibandingkan aku dengan Donghae- hyung,"" sela kyuhyun tajam. "Jangan Mennyela," tanggap yunho tegas, menatap kyuhyun tak berkedip. "" Situasi kita memang berbeda. Hyung tahu kau jauh lebih sakit, lebih frustasi dari pada hyung. Kita dikaruniai otak untuk befikir . mennyaksikan maslah, serumit apa pun, Kita harus yakin akan ada jalan keluarnya jika kita mau mencarinnya akan tidak mudah mennyerah kalah ... " " Bicara memeng gampang ."" Kyuhyun memotong lagi, sinis. Adante bernuansa gelap. Angst lebih tepatnya . Penuh dengan konflik emosional, hingga meluas menjadi konflik yang mennyebabkan benturan fisik. Luka dalam hati yang menjadi luka berdarah, bersayat yang ekmudian menjadi luka nyata yang terlihat. Mana yang jahat mana yang baik tak gampang itu bisa diniolai tanpa melihat dari berbagai sisi. Berbagai sudut pandang. Wite atau Black Ave yang berbeda hannyalah warna sayap. Manusia ? Mereka punnya sayap, hannya saja tak kelihatan . Semua orang memakai topeng, memiliki lebih dari satu wajah didepan cermin. Bisa jadi kau PUTIH yang nerjiwa HITAM , ataupun Hitam yang berijiwa Putih, atau cari aman denagan menjadi ABU-ABU. Mana yang benar, mana yang salah Jika Kau merasa menjawab, belum tentu kau benar."
All Rights Reserved
Sign up to add Andante Part 1: The Fallen Wings to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
BUCIN MAS ARSITEK  by niken_arum
144 parts Complete
Ketika seorang arsitek muda, tampan, mapan, dan dingin bernama Banyu Biru menyakini bahwa jodoh adalah cerminan diri, maka dia cukup percaya diri bahwa jodohnya kelak adalah seorang gadis pendiam yang santun dan tidak suka neko-neko. Banyu Biru belum melakukan kodratnya sebagai makhluk bergender pria, yaitu memilih. Kepercayaan dirinya pada keyakinan tentang jodoh adalah cerminan diri, membuatnya belum menjatuhkan pilihan di usianya yang ke 28 tahun. Banyu belum menemukan gadis sesuai dengan apa yang dia yakini. Ditambah lagi, jejak masa lalunya yang pernah merasa jatuh cinta pada seorang gadis yang dirasanya adalah tipenya, membuatnya anteng saja di usianya yang sudah matang. Pun ketika insiden sebuah mobil tertimpa pohon tumbang di kafe di depan kantor Dinas Tata Kota, membawanya berurusan dengan gadis bernama Dian Agni Pangestika, sang pemilik mobil. Agni yang cantik itu justru membuat Banyu terkaget-kaget karena gadis itu begitu blak-blakan dan seperti tidak berniat pelan-pelan saat membuat laporan ke kantornya. Kata Banyu, dari gaya bicaranya, Agni itu berandalan. Gadis 22 tahun itu bahkan secara terang-terangan menatapnya dari ujung kaki hingga ujung kepala seakan melucutinya tanpa malu. "Mas jodoh, tolong urusan ganti rugi ini dipercepat nggih? Saya harus pergi sekarang." Kata-kata Agni itu seketika membuat Banyu Biru membuat benteng setinggi langit dan sepanjang garis cakrawala di depan Agni. Banyu Biru dan Dian Agni dari kacamata kalian.
You may also like
Slide 1 of 10
Kaleidoscope of Death/The Spirealm cover
PSIKOPAT [TAEKOOK] cover
BUCIN MAS ARSITEK  cover
The Antagonist ✅ cover
CEO Versus Dokter (Republish)  cover
TRANSMIGRASI COWOK KALEM cover
Raised by a Murderer 「Diasuh Oleh Seorang PEMBUNUH」 cover
SEÑOR V [ON GOING] cover
Sett Me Free 'ORINE° cover
The Billionaire Prison cover

Kaleidoscope of Death/The Spirealm

105 parts Ongoing

Semuanya bermula dengan aneh; pertama, kucing peliharaannya menolak untuk dipeluk. Lin Qiushi segera menyadari bahwa rasa ketidakharmonisan dan ketidaksesuaian mulai menyelimuti segalanya di sekitarnya. Dunia terasa asing dan tak lagi terasa seperti miliknya. Kemudian, suatu hari yang aneh, ia membuka sebuah pintu, dan ia menemukan bahwa lorong yang dikenalnya berubah menjadi koridor tanpa batas. Di kedua ujung koridor ini terdapat dua belas pintu besi yang identik. Kesamaan mereka begitu sempurna hingga menimbulkan perasaan tidak nyaman yang mendalam. Ia mendorong salah satu pintu... Demikianlah, kisah ini dimulai. Penulis: Xī Zǐxù / 西子绪