SAHEL

Sekitar pukul 05.45 aku sudah sampai di sekolah, yah emang sih aku jarang datang pagi-pagi tapi kalo bukan karena hari pertama masuk sekolah baru mungkin aku nggak akan datang jam segini.
"aduh, kebelet pipis nih. Teman-teman juga belum datang lagi" batinku sambil muter-muter halaman depan sekolan buat nyari teman.
"hai Fir!" sapa Dena yang naik sepeda motor menuju parkiran.
"hai, Den. Den ntar antarin aku ke KM dong! nggak betah nih aku!" sambil buntutin Dena markirin motornya.
"Eh KM nya dimana sih? aku nggak tau loh, kan yang dekat koperasi diperbaikin?"
"aduh nggak tau deh! intinya sekarang bantu aku cari KM, aku udah nggak betah nih!"

tiba-tiba ketika menuju KM aku berpapasa. dengan Sahel.
"Astaghfirullah hal adzim" sambil menutup mata sejenak.
"kamu kenapa, Fir?" tanya Dena kebingungan.
"ha? enggak itu tadi cuma mau kepleset" terpaksa aku bohong ke Dena.

Gara-gara KM perempuan diperbaiki, fiks terpaksalah aku ke KM laki-laki. Tenang dulu, perempuan yang masuk bukan aku aja kok. Tapi deretan perempuan-perempuan yang kebelet pipis:v

Setelah ku bertemu Sahel, didalam pikiranku hanya ada bayangannya Sahel. Baiklah akan ku ceritakan padamu tentang Sahel.

Pertama kali aku kenal Sahel dari temanku SMP, aku pikir dengan mengenal Sahel aku akan memiliki sahabat laki-laki yang baik di masa smp seperti Rama sahabatku laki-laki ku waktu SD. Ternyata aku salah, persahabatan yang telah kami bangun hancur gara-gara cinta.
hah cinta?
iya, cinta. Aku dan Sahel pernah memiliki rasa saling suka, dan berakhir cinta.
Aku pikir cinta itu indah namun aku salah, persahabatan lebih indah dari cinta. Menyesal? iya aku menyesal telah jatuh cinta padanya.

...bersambung....