Bena Fransisco dan Amber Cantika sudah bertetanggaan selama hampir dua belas tahun. Sd, smp, bahkan sma mereka satu sekolah. Pulang pergi selalu bersama, kemana-mana juga bareng. Bahkan sewaktu smp mereka pernah berjanji akan bersahabat untuk selamanya, tapi siapa sangka mereka berdua malah menginginkan lebih.
Amber mulai merasakan ada yang menggelitik diperutnya kala melihat Frans tersenyum, begitu juga dengan Frans. Dia selalu suka Amber bergantung padanya dan tidak suka kalau Amber berbicara dengan cowok lain.
Sayangnya, meski mereka saling suka dan juga sama-sama mengetahui perasaan masing-masing. Tidak ada yang berani untuk memulai. Meskipun Frans adalah cowok gentle, dia masih sangat malu-malu mengungkapkan perasaannya.
Beda lagi dengan Amber, dia memang cerewet, tapi cewek itu ogah menyatakan perasaannya lebih dulu.
Ya, kali cewek nyatain perasaan? Gengsi dong!
Dan lingkaran itu terjadi terus-menerus. Frans yang malu-malu kucing dan Amber yang lebih mengutamakan harga diri sebagai cewek.
Sampai kapan lingkaran ini akan bertahan?
Apakah salah satu diantara mereka ada yang mau mengalah untuk menyatakan perasaan atau malah benar-benar mengalah karena lelah menunggu?
Elliot Jensen and Elliot Fintry have a lot in common. They share the same name, the same house, the same school, oh and they hate each other but, as they will quickly learn, there is a fine line between love and hate.