[𝟐] 𝐎𝐩𝐩𝐚, 𝐖𝐚𝐧𝐧𝐚 𝐎𝐧𝐞
  • Reads 62,325
  • Votes 7,421
  • Parts 54
  • Reads 62,325
  • Votes 7,421
  • Parts 54
Complete, First published Aug 19, 2018
ㅡ𝐟𝐨𝐫 𝐭𝐡𝐚𝐭 𝟏𝟏 𝐩𝐞𝐫𝐬𝐨𝐧 𝐰𝐡𝐨'𝐬 𝐛𝐞𝐞𝐧 𝐬𝐮𝐜𝐡 𝐚 𝐠𝐫𝐞𝐚𝐭 𝐡𝐞𝐥𝐩. 





"𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚 𝐬𝐞𝐢𝐧𝐝𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐧𝐲𝐚𝐭𝐚𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫𝐧𝐲𝐚"ㅡ𝐡𝐚𝐧𝐚

"𝐠𝐮𝐞 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐬𝐮𝐤𝐚 𝐩𝐚𝐬 𝐩𝐞𝐫𝐭𝐚𝐦𝐚 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐤𝐞𝐭𝐞𝐦𝐮"ㅡ𝐥𝐢𝐧𝐥𝐢𝐧

"𝐠𝐮𝐞 𝐣𝐮𝐠𝐚 𝐬𝐮𝐤𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐥𝐨 𝐡𝐚𝐧, 𝐭𝐚𝐩𝐢 𝐝𝐢𝐞𝐦 𝐝𝐢𝐞𝐦"ㅡ𝐛𝐚𝐞𝐣𝐢𝐧

"𝐦𝐚𝐚𝐟 𝐡𝐚𝐧, 𝐩𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐚𝐧 𝐠𝐮𝐞 𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐝𝐢𝐭𝐚𝐡𝐚𝐧"ㅡ𝐣𝐢𝐡𝐨𝐨𝐧



❀𝐒𝐭𝐚𝐫𝐭𝐞𝐝❀ ; 𝟐𝟎𝟏𝟖𝟎𝟖𝟏𝟗 

⇢𝟐  𝐉𝐢𝐡𝐨𝐨𝐧 ; 𝟐𝟎𝟏𝟖𝟎𝟕𝟎𝟕   
⇢𝟐  𝐉𝐢𝐧𝐲𝐨𝐮𝐧𝐠 ;𝟐𝟎𝟏𝟖𝟎𝟕𝟎𝟕
⇢𝟑  𝐒𝐮𝐧𝐠𝐰𝐨𝐨𝐧 ;𝟐𝟎𝟏𝟖 𝟏𝟐𝟐𝟔 
⇢𝟔  𝐖𝐚𝐧𝐧𝐚 𝐎𝐧𝐞 ;𝟐𝟎𝟏𝟖𝟎𝟔𝟏𝟒 
⇢𝟏𝟖 𝐉𝐚𝐞𝐡𝐰𝐚𝐧 ;𝟐𝟎𝟏𝟖𝟏𝟐𝟎𝟒 
⇢𝟐𝟎 𝐌𝐢𝐧𝐡𝐲𝐮𝐧 ;𝟐𝟎𝟏𝟖𝟏𝟐𝟎𝟔
All Rights Reserved
Sign up to add [𝟐] 𝐎𝐩𝐩𝐚, 𝐖𝐚𝐧𝐧𝐚 𝐎𝐧𝐞 to your library and receive updates
or
#238sungwoon
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 9
Dosa Ku cover
He Fell First and She Never Fell? cover
ELIO RILEY SERGEYEV cover
After Graduation cover
Kesayangan Bunda cover
antagonis wife [TERBIT] cover
Stars Behind the Darkness (End) cover
Second Best [ RONY X SALMA ] cover
Fiction -sungjake✔ cover

Dosa Ku

65 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.