adolescencia

memang, remaja selalu identik dengan
kata labil. sama seperti seorang remaja yang bernama Adara Fredella Alyssa atau biasa dipanggil Dara yang selalu saja bimbang ketika dimintai pendapat atau disuruh memutuskan sesuatu. Hingga suatu hari dia bertemu dengan seorang remaja laki-laki yang bernama Alfredo Rayen Blanco yang memiliki pendirian sangat kokoh layaknya pondasi bangunan 4 lantai dan sekaligus membuatnya tidak lagi menjadi pribadi yang labil.

"Aduhhhhhh" ringis Dara sambil memegang kepalanya

Matanya melirik kebelakang dan dia terkejut karena tersangka yang sudah membuat dirinya ingin mencak-mencak ditempat itu berada tepat dibelakangnya, tanpa babibu dia langsung menghampiri lelaki tersebut yang menggunakan seragam sekolah SMA yang sama dengannya.

"Eh mas, kalo buang sampah tuh pada tempatnya, dikira pala saya tong sampah kali makanya buang ke saya" ujar Dara berapi-api

lelaki itu meliriknya lalu berucap "Eh kena lo?Sori, abis tadi lo berdiri disamping tong sampah, gua kira masuk eh taunya salah sasaran" sambil cengengesan.

Dara sempat kagum karna laki-laki dihadapannya ini cukup tampan dan dia merasa malu sudah marah-marah terhadapnya, dan dengan entengnya Dara memaafkannya lalu segera pergi dari hadapan laki-laki tersebut.

Tanpa disadari perempuan tersebut, laki-laki itu berucap "gua kira bakal disemprot lagi eh taunya kaga, dasar labil. Eh tapi unik sih" seraya menatap punggung perempuan yang sudah berjalan jauh darinya.

Pertemuan singkat itu adalah salah satu bagian dari kisah Dara. Lika-liku kehidupan seorang remaja akan dirasakan olehnya. Mulai dari persahabatan hingga kisah asmara yang melibatkan dua insan. Dan kisah itu akan dimulai dari sekarang.