"Ta-pi saya sedang sakit, Pak. Uhuk...uhukk..." Bhiru melengkapi sandiwaranya dengan berpura-pura batuk dan berharap pak Ranu akan iba lalu percaya bahwa ia benar-benar sedang sakit dan butuh pengertiannya. "Saya dengar dari Kumala kamu cuma kena flu biasa, bukan lumpuh. Jadi untuk sekedar buka laptop, masih mampu kan?" sahut pak Ranu dengan suara flat yang terkesan dingin. Astaga! Bhiru sontak menjambak rambutnya sendiri. Demi apa?! Pak Ranu tega-teganya menambah sakit di hatinya dan beban dalam pikirannya di saat begini. Nyatanya bosnya itu tidak keliru. Ia cuma sedang patah hati bukannya lumpuh! Itu adalah sepenggal cekcok yang kerap mewarnai hari-hari Bhiru Alodya Teng bersama Ranuthama bosnya yang sedingin es balok, yang tampangnya selalu sedatar tembok namun punya pesona yang sanggup membuat kaum hawa membeku karena sorot mata tajamnya. So, tunggu apa lagi? Baca dong masa nggak?