Story cover for Reach (The Story Of Lefty Hand) by nhaautumn
Reach (The Story Of Lefty Hand)
  • WpView
    Reads 3,006
  • WpVote
    Votes 436
  • WpPart
    Parts 38
  • WpView
    Reads 3,006
  • WpVote
    Votes 436
  • WpPart
    Parts 38
Ongoing, First published Aug 26, 2018
Pernah gak sih? Punya teman yang kidal?
Pasti kepikiran dia suka nulis dengan tangan kirinya. Sebenarnya apa orang kidal punya bakat? Meski dalam kekurangannya?

Ini kisahku bersama seorang gadis left-hand (kidal), sayangnya itu selalu menjadi hambatannya dalam melakukan hal yang ia sukai, sebenarnya apa mimpi dari dia?

Dimulai dari kisahku yang berpindah kota, lalu menemui orang-orang baru disekitarku.
Salah satunya dia, iya. Anak yang tertutup dan pemalu. Mulutnya selalu bisu dalam kesunyian, dia selalu menjadi bahan bully-an terutama oleh salah satu orang itu.

Saat itu juga, akhirnya aku menemukan titik terangku. Titik dimana mimpi yang sedang menungguku.
Namun aku lupa akan kebahagiaanku.
Selama itu juga masalah demi masalah datang.
Orang baru yang datang dalam kehidupanku, bertemu dengannya lagi. Akankah semua bisa diraih? Berjalan dengan baik?
All Rights Reserved
Sign up to add Reach (The Story Of Lefty Hand) to your library and receive updates
or
#14nadila
Content Guidelines
You may also like
Kuas,Cat dan Cinta by riskairmayadi
11 parts Complete
Aku bertemu degannya lagi. Ini sudah lama sekali, cukup lama untuk membuatku canggung untuk menyapanya. Sepuluh tahun yang lalu, aku gadis berkucir dua, dia anak yang berkaca mata. Sepuluh tahun yang lalu, aku adalah orang yang tidak memperhatikan wajahnya dengan teliti dan sekarang aku menyadari bahwa dia adalah pemuda yang tampan dengan mata yang menarik di balik kaca matanya itu. "Hallo !!" sapaku padanya. Dia menatapku dengan kening berkerut. Aku menjadi lebih canggung lagi karena dia tidak mengenaliku. Aku bukan gadis menarik, aku juga bukan gadis yang pandai mengawali pembicaraan ataupun mengakhirinya. Kalaupun dia mengenali aku, mungkin dia akan pura-pura lupa. "Hallo !" balasnya kemudian dengan senyum yang canggung. "Apa kau masih mengingatku ?" tanyaku dengan tatapan menyelidik ke arahnya. Hujan sore ini menahan dia, aku dan beberapa orang lainnya di depan toko yang tidak kutemukan papan namanya. Aku pindah dari kota ini ke luar negeri sepuluh tahun yang lalu tapi sekarang aku kembali dan temanku tidak mengenaliku lagi. "Kau siapa ?" dia balik bertanya dengan nada yang canggung ke arahku. Sudah kuduga, dia lupa tentangku. Aku menatap sekeliling, aku pasti akan terlihat sangat lucu sekarang. "Aku bukan siapa-siapa, lupakan saja" jawabku dengan santai lalu kuakhiri dengan senyum kecil. Aku lebih suka cara ini, aku tidak akan memaksakan seorang yang tidak lagi mengingatku untuk mengenalimu. Aku lebih butuh seseorang yang akan mengatakan hallo bersamaan denganku karena itu berarti kami saling mengingat. Aku menatap ke langit lagi, hujannya masih belum berhenti tapi aku menjadi orang yang pertama meninggalkan tempat ini.
You may also like
Slide 1 of 8
Winter  ✓  cover
Eighteen ✅️ [LENGKAP] cover
[✓] The Right Heartbeat cover
Bukan Musim Dingin [END] cover
Rainbow Mist ✔️ cover
BRYNDA cover
Kuas,Cat dan Cinta cover
Dear, diary cover

Winter ✓

63 parts Complete

(Completed) "Ter, menurut lo kenapa ayam tuh dikasih nama ayam? Kenapa nggak sapi aja atau.. kudanil gitu?" "Kalau gue gorok leher lo sekarang, kira-kira lo mati apa nggak napas aja, Na?" Nareshwara itu tinggi ✅ Ganteng ✅ Suaranya bagus ✅ Jago gombalin cewek❌ Kalem banget❌ Nggak suka nyusahin Winter❌ "Kayaknya sih mati.. tapi ayam tuh ya-" Lelah lahir batin. Itulah yang selama belasan tahun Winter rasakan. Bersahabat dengan pemuda minim kewarasan yang selalu bertingkah 'semau gue' serta penganut prinsip 'terobos ajalah anying' ini bikin Winter sadar kalau resign jadi penduduk bumi bukanlah pilihan buruk. "Lo waras dikit bisa nggak, Na?" *** "Gue suka sama lo." "Hah?" "G-gitu, kan, bilangnya?" "Ah-ooh, iya ya, bisa gitu.. sih?" "Tadi itu pe..percobaan... ehehek," *** Sementara bagi Jeriko, menebas egonya yang setinggi langit dan hatinya yang sebeku daratan Antartika bukanlah perkara mudah. Namun, dihadapan seseorang yang berhasil memberikannya tempat ternyaman untuk 'pulang'. Dia bersedia memberikan apapun, sekalipun harus goresan luka yang jadi bayarannya. "Kalau gue mati.. lo juga harus mati, Darling. Seenggaknya kalau kita nggak bisa bersatu dibumi, kita bisa abadi di surga." "Mahluk kayak lo lebih pantas ada di kerak neraka sana!" "Lo mau abadi di neraka sama gue? Fine, gue nggak masalah mau dimana pun. Asal ada lo-nya." "DIH, SINTING!" "Love you more, Darling." *** 17+ ©Dandelions042