[Yang tak selalu tentang cinta] ... "Ayo, deh, sini! Kita foto bareng ..." "Iya lah, ayo! Kamu tuh gak pernah mau foto bareng kita-kita pas SMA, kayak artis papan atas aja!" "Iya ayo, jarang-jarang kita bisa kumpul." Senyumku mengembang. Dengan langkah pelan, kaki ini berjalan mendekati sekumpulan manusia yang tengah bersiap untuk mengabadikan momen kebersamaan. "Ya tapi jangan banyak-banyak fotonya, wajahku mahal." aku berujar sambil terkekeh kecil. Mereka mencebik sebal, lalu menarik lenganku dengan sedikit hentakan. "Ngomong mulu, kamu, Gih! Lumutan kita kalau kamu banyak omong!" Aku hanya bisa tertawa. Detik berikutnya, sebuah cahaya dari kamera mengarah langsung menerpa wajah. Aku terkejut, mereka pun sama. "Yah, ini belum siap! Gimana sih yang foto nya gak bener!" Setelah beberapa menit terlewati, kami berkumpul membentuk sebuah sabit yang nampak seperti pelangi. Senyum kami mengembang sempurna bersamaan dengan bidikan kamera terdengar. "Cissssssss." Tangan kecil ini mencoba untuk merangkul orang-orang yang pernah hadir di masa SMA. Aku berterima kasih pada mereka semua terutama Fajar, Alfin, Firman, dan Deva. Teman terkonyol yang pernah aku miliki. Rasanya, waktu begitu cepat bergulir. Diri ini, belum siap jika harus merasakan kehilangan. Namun, kedua lenganku terlalu ringkih untuk menahan kepergian mereka. Terima kasih, masa lalu. Aku ingin diam sejenak untuk dapat mengenang jauh lebih lama. Hanya duduk manis dan rasakan betapa indah memori berkisah di SMA. ©2018 4 September 2018
7 parts